Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Jum'at, 29 Oktober 2021 | 18:39 WIB
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka dan Ketua DPC PDI Perjuangan Solo FX Hadi Rudyatmo saat meninjau turnamen E-Sport. [Istimewa]

SuaraSurakarta.id - Pemkot Solo beberapa kali menggelar swab PCR secara acak di sejumlah sekolah yang menggelar pembelajaran tatap muka (PTM).

Meski demikian, tak sedikit orang tua yang kecewa dan menolah anak-anaknya menjalani uji kesehatan tersebut.

Hal itu diungkapkan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, seperti diwartakan Solopos.com--jaringan Suara.com, Jumat (29/10/2021).

Gibran menyesalkan adanya penolakan itu. Menurutnya, kegiatan tersebut merupakan upaya mitigasi guna menekan persebaran virus SARS CoV-2 selama pelaksanaan PTM di sekolah.

Baca Juga: Ada Mahasiswa UNS Tewas Saat Diksar Menwa, Gibran: Bubarkan Saja Tidak Apa-apa

Untuk itu, putra sulung Presiden Joko Widodo itu mengaku membutuhkan dukungan orang tua guna mencegah munculnya klaster sekolah.

“Yang penting butuh dukungan orang tua, karena kadang ada yang marah. Anaknya diuji swab marah, dijemput juga marah. Kami masih memonitor terus pelaksanaan PTM terbatas,” jelasnya.

Gibran menyampaikan gedung isolasi terpusat untuk siswa yang terpapar Covid-19 terus disiapkan. Operasional bakal dilaksanakan sesegera mungkin, namun tak akan berhasil apabila tak mendapatkan dukungan orang tua siswa.

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Solo, Etty Retnowati, membenarkan hal tersebut. Berdasarkan laporan yang diterimanya, ada siswa Solo yang tak hadir saat sekolah disasar uji swab acak.

“Tidak spesifik orang tua melarang, tapi ada yang tidak hadir saat uji swab. Sebenarnya, kepala sekolah sudah meminta orang tua mengizinkan putra-putrinya untuk menjalani uji swab,” jelasnya melalui Whatsapp, Jumat (29/10/2021).

Baca Juga: Target Herd Immunity Belum Tercapai, Gubernur Kaltim Ogah Izinkan PTM untuk SMA dan SMK

Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih, mengatakan kegiatan surveilans uji swab acak yang menyasar sekolah bakal kembali dilaksanakan pada November. Sasarannya, 29 sekolah tingkat SD, SMP, SMA/SMK.

“Aturan dari Kementerian Kesehatan [Kemenkes] itu 10% dari total sekolah tiap daerah yang melakukan PTM. Di Solo, jumlahnya 29 sekolah. Setiap sekolah mengambil sampel 30 siswa dan tiga guru,” terangnya, Senin (25/10/2021).

Load More