Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Jum'at, 29 Oktober 2021 | 14:37 WIB
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka. [SuaraJogja.id/Hiskia Andika]

SuaraSurakarta.id - Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka meminta agar kegiatan yang ada unsur kekerasan untuk dibubarkan tidak apa-apa. 

Gibran berharap agar masalah seperti itu tidak terulang lagi dan jelas itu sangat disayangkan. 

"Yang ada unsur kekerasan dibubarkan tidak apa-apa. Tapi itu sekali lagi untuk kedisiplinan," terang Gibran, Jumat (29/10/2021).

Gibran menegaskan bukan setuju terkait adanya protes pembubaran Resimen Mahasiswa (Menwa) UNS. Protes ini buntut dari meninggalnya mahasiswa saat mengikuti diklat Menwa.

Baca Juga: Enggan Dipayungi Oleh Ajudan Saat Hujan, Sikap Gibran Ini Bikin Warganet Terenyuh

"Saya tidak bilang setuju dibubarkan loh ya. Kalau ada kekerasan, ya jangan sampai ada lagi," tandas dia.

Kalau masalah pembubaran, Gibran menyerahkan kepada pihak yang berwajib saja.

Menurutnya, jangan sampai ada kekerasan apalagi sampai ada yang meninggal. "Itu bikin malu kampus dan kotanya saja," paparnya.

Untuk masalah ini, Gibran menyerahkan kasusnya kepada Polresta Solo. Proses outopsi dan yang lain-lain menunggu hasilnya saja bagaimana.

"Masalah kemarin sudah saya serahkan ke Pak Kapolresta. Kita menunggu hasilnya saja," sambung dia.

Baca Juga: Mahasiswa UNS Tewas, Nadiem Didesak Bubarkan Menwa: Apa Gunanya di Kampus?

Kasus meninggalnya mahasiswa saat mengikuti diklat Menwa tidak hanya terjadi di UNS saja, tapi juga UMS.

Di UMS, seorang mahasiswi fakultas hukum meninggal saat mengikuti kegiatan Menwa bulan April 2021 lalu. Hanya saja kasus tersebut tidak sampai terkuang seperti kasus di UNS.

Seperti diketahui seorang mahasiswa Program Studi (prodi) Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) UNS meninggal saat mengikuti diklat Menwa akhir pekan kemarin.

Mahasiswa Kabupaten Karanganyar ini diduga meninggal karena ada tindak kekerasaan saat diklat Menwa.

Kontributor : Ari Welianto

Load More