SuaraSurakarta.id - Memperingati 1 Muharam atau Satu Suro, petilasan Keraton Pajang , Kabupaten Sukoharjo, tetap menggelar tradisi Kirab Songsong meski pandemi Covid 19 dan pemberlakuan PPKM Level lV masih berlangsung, Senin (9/8/2021).
Bambang, selaku pengasuh pada Petilasan Kraton Pajang itu menjelaskan berlangsungnya tradisi ini tetap melakukan prokes ketat, dan dipantau langsung oleh Satgas Covid-19 Sukoharjo.
Meski digelar lebih sederhana, namun tradisi Kirab Songsong tetap berjalan khidmat.
"Acara ini diadakan untuk memperingati Kasultanan Pajang sekaligus juga memperingati Satu Suro atau 1 Muharam," ungkap dia kepada Suarasurakarta.id.
Baca Juga: Diduga Konsleting Listrik, Bangunan Kosong di Kartasura Hangus Dilalap Api
Bambang juga mengungkapkan meski tradisi kirab budaya ini tetap dilakukan, namun tetap pada prokes ketat, mejaga jarak, memakai masker hingga menghindari kerumunan.
"Kita biasanya melakukan ini banyak yang terlibat sampai 400-an lebih peserta yang ikut. Namun kali ini kita tidak melibatkan banyak orang. Semua kita batasi mas, dari pembawa umbul-umbul hingga penderek (pengikut)," tuturnya.
Bambang juga mengaku, bahwa sebelum acara ini berlangsung tadi telah didatangi petugas dari Kepolisian Polres Sukoharjo dan Satgas Covid 19.
"Kita sebelumnya didatangi untuk tidak mengadakan acara tersrbut. Kalaupun tetap digelar, harus ketat pada prokes. Seperti tidak melibatkan orang banyak. Harus dibatasi, 15 orang," kata dia.
Selain itu tambah Bambang, sebelum pandemi ini berlangsung, tradisi ini selalu diikuti ratusan bahkan ribuan orang. Namun karena alasan pandemi akhirnya diikuti hanya kerabat.
Baca Juga: Angka Cakupan Masih Rendah, Sukoharjo Buka Sentra Vaksinasi Covid-19
"Dulu kirabnya menyusuri jalan raya yang berada diujung jalan Petilasan Kraton. Yang disaksikan juga ribuan warga," tegas Bambang.
Sementara Sindi, pengunjung mengaku kerap mengkuti tradisi ini setiap menjelang Satu Suro.
"Saya mengikuti terus mas. Ya disini kan petilasan Kraton Pajang, pada masa itu menurut sejarah petilasan dari Jaka Tingkir atau Sultan Hadiwijoyo atau Sutowijoyo," ucapnya.
Sindi yang mengaku datang dengan keluarganya kesini hanya untuk mengikuti atau menguri uri Budaya Jawa.
"Sekedar memberikan doa doa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sekaligus untuk menguri-uri budaya jawa," tutup Sindi.
Kontributor : Budi Kusumo
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Tinggal, Kabar Tak Sedap dari Elkan Baggott
- 1 Detik Jay Idzes Gabung Sassuolo Langsung Bikin Rekor Gila!
- Andre Rosiade Mau Bareskrim Periksa Shin Tae-yong Buntut Tuduhan Pratama Arhan Pemain Titipan
- Penantang Kawasaki KLX dari Suzuki Versi Jalanan, Fitur Canggih Harga Melongo
- 5 Rekomendasi Mobil Bekas Keluarga dengan Sensasi Alphard: Mulai Rp50 Juta, Bikin Naik Kelas
Pilihan
-
Tok! Carlo Ancelotti Dibui 1 Tahun: Terbukti Gelapkan Pajak Rp6,7 M
-
Sejarah Nama Kompetisi Liga Indonesia: Dari Perserikatan Kini Super League
-
Dear Pak Prabowo: Penerimaan Loyo Utang Kian Jumbo
-
Eks Petinggi AFF Kritik Strategi Erick Thohir, Naturalisasi Jadi Bom Waktu untuk Timnas Indonesia
-
Siapa Liam Oetoehganal? Calon Penerus Thom Haye Berstatus Juara Liga Belgia
Terkini
-
Sidang Gugatan Mobil Esemka Memanas, Penggugat Minta Cek Lokasi, PT SMK Tolak Keras
-
Ribuan Orang Hadiri Ceramah Zakir Naik di Solo, Ada Eks Terpidana Bom Bali
-
Penemuan Mayat di Ngadirojo Wonogiri Korban Pembunuhan? Polisi Tunggu Hasil Ini
-
Bocor Alus! Ini Poin-Poin Hasil Pertemuan Wali Kota Solo dengan Fraksi PDIP
-
Viral! KA Sancaka Dilempar Batu di Klaten, Penumpang Terluka Kena Serpihan Kaca, Ini Kronologinya