Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Selasa, 10 Agustus 2021 | 09:12 WIB
Viral Seorang guru les ngamuk dengan guru sekolah. [Instagram]

SuaraSurakarta.id - Sekolah online sudah diterapkan kurang lebih 18 bulan. Hal itu karena adanya Pandemi Covid-19. 

Seluruh kegiatan belajar mengajar (KBM) atau pembelajaran tatap muka (PTM) ditiadakan sejak 20 Maret 2020 lalu. Para siswa pun akhirnya menjalani sekolah online atau dikenal dengan istilah Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).

Menyadur dari Solopos.com, beragam kendala pun dirasakan oleh para siswa-ssiwi sekolah baik tingkat SD hingga SMA saat menjalani sekolah online atau PJJ. 

Kendala yang dirasakan adalah sesi KBM yang dianggap kurang maksimal karena hanya dilakukan beberapa menit saja.

Baca Juga: Heboh! Jenazah Ulama Ini Mendadak Hilang Saat Dikebumikan, Netizen: Merinding Lihatnya

Selain itu kendala teknis yang mengharuskan siswa-siswi haru memiliki gawai dan kuota internet yang dianggap memberatkan dari sisi keuangan.

Selain kendala teknis, rupanya beberapa tenaga pengajar juga dinilai tidak maksimal dalam memberikan sesi KBM.

Melalui unggahan yang ada di laman Instagram @bloraupdates, Selasa (10/8/2021), seorang guru les membuat sebuah video yang dikhususkan kepada para pengajar sekolah.

Dalam video tersebut, guru les tersebut secara terang-terangan memberikan kritik keras kepada para tenaga pengajar di sekolah dalam memberikan tugas. Dalam video tersebut, guru les tersebut menganggap bahwa memberikan tugas dengan menggunakan video YouTube itu tidak maksimal karena tidak semua anak paham.

Dalam kritikannya itu,guru les itu juga menyampaikan bahwa guru di sekolah seharusnya memberikan tugas beserta cara pengerjaannya dengan merekam video sendiri dan kemudian di kirim melalui grup obrolan di layanan pesan instan WhatsApp pada umumnya, bukan hanya memberikan tautan video dari Youtube

Baca Juga: Jajan Sandwich Sarden, Viral Warganet Ini Malah Menangis saat Lihat Isiannya

Berikut ini kritikan keras yang disampaikan guru les dalam video tersebut:

“Terkhusus kepada bapak ibu guru yang selalu memberikan soal kepada muridnya tanpa memberikan tutor atau memberikan tutor melalui video Youtube. Pak, bu, gak semua anak ngerti kalau dijelaskan melalui Youtube. Trus jenengan bisa jawab ‘trus apa gunanya ada orang tua di rumah?’ pak, bu, ndak semua orang tua itu ngerti, ndak semua orang tua itu bisa, makane anake disekolahno, ben anake ngerti ya.

Alangkah baiknya, kalau jenengan mau memberi tugas jangan lewat Youtube. Jenengan bikin video sendiri dan Anda menjelaskan. Kemudian video Anda di-share ke grup (WhatsApp) jadi anak luweh (lebih) ngerti (tahu) jadi jangan memberikan soal tanpa memberikan tutor (cara pengerjaannya) terutama pelajaran Matematika.

Sakno (kashihan) lho bu, pak.. muridku les iki (sambil menunjuk peserta didiknya) nek gak ta terangno lholak-lholok tenan apalagi ndelog video Youtube’e, ora ngerti babar blas. (muridku les ini kalau tidak saya bantu jelaskan, benar-benar bingung apalagi lihat video Youtube-nya, tidak paham sama sekali)

“Ini loh Pak harusnya (jelasin melalui mulut) mulut ini loh yang bunyi. Iya Pak, Bu, terkhusus bapak ibu guru yang selalu memberikan soal diikuti dengan tutor melalui YouTube

Alangkah baiknya bapak ibu bikin video sendiri biar anak-anak lebih paham, ngapunten nggih pak bu guru, nggih! (Maafkan lho bapak ibu guru)

Saat berita ini ditulis, video yang baru diunggah sekitar 2 jam ini sudah menuai lebih dari 2.500 penonton virtual di Instagram. Selain itu beragam komentar juga ditulis para netizen, di antaranya ada nama akun @ithawhibta12 yang berkomentar jika yang disampaikan guru les tersebut sangat mewakili perasaannya. “Ibu ini mewakili banget”

Kemudian ada akun lain yang juga membenarkan apa yang dikatakan oleh guru les tersebut. “Setuju bgt bu” tulis akun @eryvinap

Hingga berita ini ditulis, belum ada respons dari pihak terkait  perihal video protes yang disampaikan oleh guru les tersebut.  Namun dikutip dari berbagai sumber, PJJ memang banyak mengalami kendala sejak awal pelaksanaanya pada awal pandemi merebak. Keterbatasan waktu hingga masalah teknis yang berhubungan dengan koneksi internet dan ketersediaan gawai membuat guru dan para murid mengalami kendala dalam melaksanakan KBM.

Solusi yang saat ini diberikan dari Kemendikbud adalah dengan melakukan penyederhanaan jumlah Kompetisi Dasar (KD) yang dikenal dengan kurikulum darurat.  Kurikulum darurat diharapkan akan memudahkan proses pembelajaran di masa pandemi dengan adanya pemilihan KD esensial.

Load More