SuaraSurakarta.id - Sejumlah petani ikan di Waduk Gajah Mungkur (WGM) Wonogiri dikejutkan dengan ribuan ikan yang mendadak mati di dalam karamba.
Ribuan ikan mati itu milik petani di kawasan Cakaran, Desa Sendang, Kecamatan Wonogiri, Wonogiri. Tak pelak, sejumlah petani ikan di sana mengalami kerugian hingga puluhan juta.
Ketua Pembudidaya Ikan Nila Kencana di Karamba WGM, Sugiyanto, mengatakan kejadian ikan mati di karamba hanya berlangsung selama satu hari, Minggu (20/6/2021).
"Saat ini sudah normal kembali, tidak ada ikan yang mati. Ikan yang mati kemarin sudah dibersihkan. Kejadiannya siang hingga sore," kata dia dilansir Solopos.com--jaringan Suara.com, Selasa (22/6/2021).
Menurut dia, ikan mati di karamba WGM Wonogiri merupakan peristiwa yang sering terjadi. Namun, fenomena itu biasanya muncul pada awal-awal pergantian musim kemarau menuju musim penghujan, antara Oktober hingga November.
"Nah fenomena kali ini tidak seperti biasanya. Kalau mendekati Oktober para petani ikan mulai melakukan penjarangan populasi ikan. Kemarin belum melakukan penjarangan. Justru saat ini dari usia ikan sudah siap panen dan populasinya baru banyak-banyaknya," ungkap dia.
Hingga kini, menurut dia, pihaknya belum dapat memastikan penyebab kematian ikan nila yang dibudidayakan di karamba WGM. Jika dari pengalaman kejadian sebelumnya, ikan yang mati pada setiap pergantian musim disebabkan karena up welling atau pembalikan massa air.
Pembalikan massa air yakni sebuah fenomena di mana air laut yang lebih dingin dan bermassa jenis lebih besar bergerak dari dasar laut ke permukaan akibat pergerakan angin di atasnya.
Sugiyanto mengatakan, pada Minggu malam terjadi hujan deras dengan waktu yang cukup lama. Saat itu air dipermukaan tidak begitu keruh. Namun saat diangkat di bagian jaring banyak sekali kotoran yang menempel.
Baca Juga: Wonogiri Berpotensi Terjadi Gempa dan Tsunami 29 Meter, Ini Kata BPBD
"Kemungkinan yang keruh itu bagian dasar air. Sehingga mungkin apa karena ikannya kaget atau bagaimana saya belum tahu. Setelah kejadian saya langsung membersihkan ikan yang mati dan jaring karamba," ujar dia.
Sugiyanto menuturkan, selain dirinya ada tiga petani anggota Paguyuban Nila Kencana yang mengalami kejadian serupa. Secara kumulatif, jumlah ikan nila yang mati selama satu hari mencapai 1,5 ton. Sehingga total kerugian mencapai Rp 40 juta.
"Ikan milik petani di luar kelompok Nila Kencana juga ada yang mati. Kalau dilihat dari foto kematian ikannya juga banyak, hampir sama. Namun saya tidak mempunyai data secara rinci," kata Sugiyanto.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Suzuki Ignis Berapa cc? Harga Bekas Makin Cucok, Intip Spesifikasi dan Pajak Tahunannya
- STY Siap Kembali, PSSI: Tak Mudah Cari Pelatih yang Cocok untuk Timnas Indonesia
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Pamer Topi '8%' Sambil Lempar Bola Panas: Target Presiden, Bukan Saya!
-
Hore! Purbaya Resmi Bebaskan Pajak Bagi Pekerja Sektor Ini
-
Heboh di Palembang! Fenomena Fotografer Jalanan Viral Usai Cerita Istri Difoto Tanpa Izin
-
Tak Mau Ceplas-ceplos Lagi! Menkeu Purbaya: Nanti Saya Dimarahin!
-
H-6 Kick Off: Ini Jadwal Lengkap Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17 2025
Terkini
-
UNS Cabut Beasiswa KIP-K Mahasiswa yang Dugem di Klub Malam
-
Viral! Mahasiswa UNS Diduga Penerima Bantuan KIP-K Berpesta di Klub Malam, Pakai Busana Minim
-
Tergugat Tak Akan Tunjukan Ijazah, Sidang Mediasi Citizen Lawsuit Ijazah Jokowi Berakhir Deadclock
-
Kecelakan Maut di Sragen: Satu Keluarga Tewas Ditabrak Mobil Misterius, Polisi Kejar Pelaku
-
Tim Sparta Amankan Remaja Bawa Sajam di Jalan DI Panjaitan, Begini Kronologinya