SuaraSurakarta.id - Mudik lebaran resmi dilarang oleh pemerintah pusat, berbagai skenario dipersiapkan oleh pemerintah daerah. Namun, tidak oleh Pemerintah Kabupaten Karanganyar.
Pemkab Karanganyar tidak akan menyediakan rumah karantina khusus untuk pemudik atau warga Karanganyar yang pulang dari perantauan selama momen Ramadan dan Lebaran 2021.
Dilansir dari Solopos.com, Bupati Karanganyar, Juliyatmono, menyampaikan hal itu saat ditanya kebijakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) soal pemudik.
"Saya kira tidak perlu [membuat rumah karantina]. Hampir sama dengan Lebaran tahun lalu," kata Bupati, Rabu (7/4/2021).
Meski begitu, Yuli, sapaan akrab Bupati, menegaskan pendataan dan keterbukaan terkait warga yang pulang dari perantauan itu penting. Oleh karena itu, ia berharap masyarakat membantu kerja pemerintah melalui Satgas Penanganan Covid-19 tingkat desa dan kecamatan.
"Pendataan penting, keterbukaan. Jangan sembunyikan warga yang mudik. Sampaikan saja kepada perangkat terdekat. Tidak akan saya kembalikan ke perantauan. Akan kami perlakukan sebaik mungkin," tutur Yuli.
Pemkab Karanganyar tidak menyiapkan rumah karantina bagi pemudik, tetapi Yuli mempersilakan lingkungan tingkat RT maupun desa dan kecamatan menyiapkan lokasi karantina apabila diperlukan.
Yuli mencontohkan ada rumah kosong di lingkungan terdekat dapat dimanfaatkan untuk karantina pemudik.
"Karantina tingkat RT mengacu PPKM Mikro. Kalau desa ada tempat karantina itu baik. Yang terpenting kepala desa/lurah selaku ketua satgas bijaksana dan melihat situasi di lapangan dengan tepat. Jangan membuat segala hal menjadi ribet," ujarnya.
Baca Juga: Awas! Ketahuan Bermesraan di Karanganyar Bisa Disanksi Kurungan Penjara
Serahkan Ke Jogo Tonggo
Terpisah, Plt Camat Jatiyoso, Kusbiyantoro, menyampaikan belum ada warga Jatiyoso di perantauan yang mudik ke Karanganyar. Ia memprediksi warganya pulang pada awal puasa. Pemantauan akan mulai dilakukan akhir pekan ini.
"Saya serahkan ke jogo tonggo, pak RT/RW. Memantau dan mendata siapa yang di lingkungannya itu mudik. Memastikan nama, alamat, dan asal perantauan. Kalau asal perantauan termasuk zona mengkhawatirkan ya isolasi sepekan. Kalau asal perantauan zona aman ya tetap isolasi tetapi 2-3 hari. Kami tidak kaku," tutur Kusbiyantoro.
Ia mendata 6.000-an orang warga Jatiyoso yang merantau ke wilayah Jabodetabek dan luar Pulau Jawa. Biasanya, lanjut Kusbiyantoro, mereka akan pulang menumpang angkutan umum, mobil pribadi, dan travel.
"Rata-rata naik bus. Semalam kami cek di pool bus Ngadirojo, Wonogiri, itu belum ramai. Biasanya 50% sampai 60% perantau akan naik bus dan sisanya naik travel atau mobil pribadi. Kami tidak menyiapkan tempat karantina khusus karena butuh biaya dan waktu. Kami serahkan jogo tonggo."
Berita Terkait
Terpopuler
- Tahta Bambang Pacul di Jateng Runtuh Usai 'Sentilan' Pedas Megawati
- Putrinya Bukan Darah Daging Ridwan Kamil, Lisa Mariana: Berarti Anak Tuyul
- 5 Sepatu Onitsuka Tiger Terbaik untuk Jalan Kaki Seharian: Anti Pegal dan Tetap Stylish
- Bukan Dean Zandbergen, Penyerang Keturunan Ini akan Dampingi Miliano Jonathans di Timnas Indonesia?
- Tangis Pecah di TV! Lisa Mariana Mohon Ampun ke Istri RK: Bu Cinta, Maaf, Lisa Juga Seorang Istri...
Pilihan
-
Sri Mulyani Disebut Pihak yang Restui Tunjangan Rumah DPR Rp50 Juta Per Bulan
-
Sri Mulyani Berencana Naikkan Iuran BPJS Kesehatan 4 Bulan Lagi
-
Viral Noel Ebenezer Sebut Prabowo Ancaman Demokrasi dan Kemanusiaan
-
Naturalisasi PSSI Belum Rampung, Miliano Jonathans Dipanggil Timnas Belanda
-
Angka Kemiskinan Turun di Bawah 9%, Menkeu: Pertama Kali dalam Sejarah
Terkini
-
Immanuel Ebenezer Terjaring OTT KPK, Ini Komentar Jokowi
-
Ungkap Kasus Tindak Pidana Kesehatan dan Psikotropika, Polres Sukoharjo Tangkap Pria Wonogiri
-
Heboh Warga Solo Dituduh Buron 14 Tahun, Kuasa Hukum Tak Habis Pikir: Padahal di Penjara
-
Jadi Plt Ketua DPD PDIP Jateng, FX Rudy: Tenang, Saya Tak Lakukan 'Pembantaian'
-
Melawan Peredaran Miras Demi Solo Sehat, Tokoh Muslim Dorong Strategi Pengawasan