SuaraSurakarta.id - Kisah sedih datang dari sepasang kakek-nenek bernama Harjanto Muhammad Mucjid alias Janto (76) dan isterinya, Supadmi (70) di Kabupaten Karanganyar. Mereka selama ini mengais rezeki sebagai pemulung dan tinggal di sekitar bak sampah di Pasar Palur.
Mirisnya, Supadmi berjuang hidup dalam kondisi keterbatasan fisik karena mengalami buta, tuli, dan tidak bisa berjalan layaknya orang normal.
Pilunya lagi, Janto diketahui meninggal dunia di lokasi dia tinggal, Senin (25/1/2021) sore. Kepada SuaraSurakarta.id, tokoh masyarakat setempat, Suprapto membenarkan cerita menyedihkan itu.
"Benar, Mbah Janto dan istrinya selama ini tinggal di sekitar tempat sampah di Pasar Palur. Jadi hanya dari triplek dan atapnya seng saja," ungkap pria yang akrab disapa Prapto Koting itu, Selasa (26/1/2021).
Prapto memaparkan, Janto diketahui sudah sepekan ini sakit sebelum akhirnya menghembuskan nafas terakhir di samping istri tercinta. Saat itu, meninggalnya warga asal Boyolali tersebut diketahu saat warga hendak memberikan bantuan makanan seperti hari-hari biasanya.
"Warga saat mengecek kondisi mbah kakung (Janto) sudah kaku. Mungkin perkiraan meninggalnya sore, karena saat itu warga datang sekitar maghrib," tuturnya.
"Saat meninggal, mbah putri (istri Janto) ada di sampingnya. Namun karena buta, tuli, dan sulit untuk berjalan jadi kemungkinan tidak bisa berbuat apa-apa," tambah Prapto.
Karena hanya tinggal bersama sang istri tercinta, proses pemakaman Janto diurus oleh warga setempat. Prapto menyebut jenazah Janto dikebumikan di makam Desa Ngringo, Selasa (26/1/2021) pukul 01.00 WIB.
Seteleh tragedi memilukan itu, warga berusaha menghubungi keluarga Janto di Boyolali. Beruntung, melalui perangkat desa setempat, keluarga kakek malang itu akhirnya ditemukan.
Baca Juga: Tak Terima Difoto Saat Terima Sembako, Pemulung Ini Tepis Ponsel Donatur
"Alhamdulilah keluarga di Boyolali akhirnya bisa dihubungi. Mereka juga sempat nyekar (takziah) ke makam Mbah Janto," tuturnya.
Tukang Sapu Pasar
Prapto yang juga anggota DPRD Karanganyar itu menambahkan, Janto dan istrinya sudahh lama tinggal di kawasan pasar tersebut. Sehingga, lanjut dia, sudah dianggap seperti keluarga sendiri oleh masyarakat sekitar.
Bahkan Janto disebutnya sempat bekerja sebagai tukang sapu di Pasar Palur. Namun karena faktor usia, Janto akhirnya tak lagi bekerja dan menjadi pemulung.
Karena iba, banyak warga sekitar yang sering memberi bantuan kepada keduanya. Selain makan, warga juga memberikaan bantuan dan rezeki lainnya.
"Mbah kakung memang sudah lama tinggal di situ, bahkan sebelum pasar itu direnovasi. Sehingga warga sekitar sudah akrab dan memang orangnya baik," ucap Prapto.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Pendidikan Gustika Hatta, Pantas Berani Sebut Indonesia Dipimpin Penculik dan Anak Haram Konstitusi
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Putrinya Bukan Darah Daging Ridwan Kamil, Lisa Mariana: Berarti Anak Tuyul
Pilihan
-
Berapa Anggaran Snack Pejabat? Tak Habis Dimakan, Tapi Habisi Uang Negara
-
Immanuel Ebenezer Terjaring OTT KPK, Ini Komentar Jokowi
-
4 Rekomendasi HP Samsung Anti Air Harga Terjangkau, Pilihan Terbaik Agustus 2025
-
Panas! Guru Patrick Kluivert Semprot Balik Pengkritik Rafael Struick
-
Calon Pengganti Ole Romeny Tiba di Jakarta! Langsung Bela Timnas Indonesia di FIFA Matchday?
Terkini
-
Immanuel Ebenezer Terjaring OTT KPK, Ini Komentar Jokowi
-
Ungkap Kasus Tindak Pidana Kesehatan dan Psikotropika, Polres Sukoharjo Tangkap Pria Wonogiri
-
Heboh Warga Solo Dituduh Buron 14 Tahun, Kuasa Hukum Tak Habis Pikir: Padahal di Penjara
-
Jadi Plt Ketua DPD PDIP Jateng, FX Rudy: Tenang, Saya Tak Lakukan 'Pembantaian'
-
Melawan Peredaran Miras Demi Solo Sehat, Tokoh Muslim Dorong Strategi Pengawasan