Lalu, Luki dan Murni sebagai karakter utama, diceritakan menjadi bahan gunjingan warga karena menjual jamu kesuburan namun tak kunjung punya anak.
"Jadi demi menyelamatkan pamor dan keberlangsungan toko jamu warisan keluarga, mereka ini melakukan berbagai cara untuk menyelamatkan reputasi keluarga dan citra pasangan ideal, nah dari sinilah, berbagai konflik bermula," katanya.
Menurut Bayu, pemilihan lokasi syuting di kawasan Laweyan dan beberapa lokasi lain di seputaran kota Solo berhasil menghadirkan nuansa hyperlocal yang kuat dan otentik.
Terlebih, geografi kawasan yang mudah dijangkau, turut mempermudah proses shooting film.
Baca Juga:Soroti Iuran Acara Perpisahan Sekolah, Ini Kata Komisi IV DPRD Solo
"Solo itu spesial bagi saya juga, karena ya untuk settingnya kan memang yang dicari adalah perkampungan yang ada langsung rumah-rumahnya kita bisa semuanya ada disitu, biar gak jauh-jauh shootingnya, langsung 4 sampai 5 rumah itu di kampung Laweyan," katanya.
Adapun, setelah penayangan ekslusif film Cocote Tonggo, event Special Screening juga diwarnai Meet & Greet aktor dan aktris film "Cocote Tonggo". Rencananya film komedi ini akan mulai tayang serentak di seluruh bioskop Indonesia pada 15 Mei 2025 mendatang.