Hal ini sesuai dengan Perpres Nomor 35 Tahun 2018 tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah menjadi Energi Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan.
"Semenjak Perpres itu berjalan baru dua yang telah operasional (Solo dan Surabaya), sementara satu Palembang baru selesai kontruksi. Sedangkan sembilan masih struggle, presiden minta ada akselerasi dan itu tunggu Perpres," paparnya.
Hanif menambahkan Presiden Prabowo Subianto ingin masalah sampah cepat selesai, diantaranya sampah-sampah yang timbunan hariannya mencapai 1.000 ton per hari baik itu satu kabupaten atau beberapa kabupaten.
"Di Solo diharapkan agar mengoperasionalkan penanganan sampah sampai ke hulu dengan berbagai macam skema metodologi dan teknologinya. Kami ke sini ingin langsung melihat permasalahan di energi melalui gasifikasi di Putri Cempo," pungkas dia.
Baca Juga:Belum Lama Direvitalisasi, Alun-alun Selatan Keraton Solo Dipakai Buat Pasar Malam
Sebelumnya, Warga Kampung Jatirejo, Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres mengeluhkan dampak dari limbah operasional PLTSa Putri Cempo.
Limbah hasil produksi listrik dengan bahan bakar sampah tersebut mencemari lingkungan dan menggangu kesehatan warga.
Banyak warga yang sesak nafas, kebisingan suara, gatal-gatal hingga pencemaran limbah abu padat berwarna hitam.
Kontributor : Ari Welianto
Baca Juga:Aspirasi Tersampaikan, Ini Momen Aksi TPUA di Rumah Jokowi Dikawal Humanis Polresta Solo