Temukan Ketenangan Batin: Roadshow Tata Hati YCCK Guncang Solo Teknopark

Acara ini bertujuan membantu masyarakat memahami bagaimana energi batin dan pola pikir dapat mempengaruhi kehidupan mereka.

Ronald Seger Prabowo
Senin, 17 Maret 2025 | 17:03 WIB
Temukan Ketenangan Batin: Roadshow Tata Hati YCCK Guncang Solo Teknopark
Wakil Wali Kota Solo, Astrid Widayani (tiga dari kanan) saat menghadiri rangkaian acara Tata Hati yang digelar Yayasan Cahaya Cinta Kasih (YCCK) di Solo Teknopark. Minggu (16/3/2025). [Dok Pribadi]

SuaraSurakarta.id - Sebagai wujud kepedulian terhadap permasalahan kesehatan mental, Yayasan Cahaya Cinta Kasih (YCCK) menyelenggarakan rangkaian acara Tata Hati di Solo Teknopark. Minggu (16/3/2025).

Menghadirkan Bunda Arsaningsih, guru meditasi dan pencipta metode SOUL (Spirit of Universal Life). Acara ini bertujuan membantu masyarakat memahami bagaimana energi batin dan pola pikir dapat mempengaruhi kehidupan mereka.

Dalam sesi temu wicara, Bunda Arsaningsih menjelaskan bahwa manusia sering kali tidak menyadari dampak emosinya terhadap energi dalam diri. Ketika seseorang merasa marah, kecewa, atau stres, energi batinnya menjadi kacau dan berpengaruh pada kesehatan mental serta fisik.

"Apa yang kita pikirkan dan rasakan akan menarik energi yang sejenis. Jika kita terus meradiasikan emosi negatif, maka kehidupan kita pun akan dipenuhi oleh hal-hal negatif," terangnya.

Baca Juga:Respati Ardi-Astrid Widayani Sah Menangi Pilkada Solo, Teguh Prakosa Tak Hadir

Oleh karena itu, ia mengajak perlu menata hati dan menyadari energi yang dipancarkan agar hidup menjadi lebih baik.

Wakil Wali Kota Solo, Astrid Widayani (tiga dari kanan) saat menghadiri rangkaian acara Tata Hati yang digelar Yayasan Cahaya Cinta Kasih (YCCK) di Solo Teknopark. Minggu (16/3/2025). [Dok Pribadi]
Wakil Wali Kota Solo, Astrid Widayani (tiga dari kanan) saat menghadiri rangkaian acara Tata Hati yang digelar Yayasan Cahaya Cinta Kasih (YCCK) di Solo Teknopark. Minggu (16/3/2025). [Dok Pribadi]

Menurutnya, setiap orang membawa radiasi takdirnya masing-masing. Namun, dengan memahami dan menata energi batin, seseorang bisa mengubah hidupnya.

"Konsep ini juga sejalan dengan ajaran di berbagai agama yang menekankan pentingnya berpikir dan berniat baik dalam setiap tindakan, " terangnya.

Pada kesempatan itu, Wakil Wali Kota Solo, Astrid Widayani, turut hadir dan memberikan dukungan terhadap inisiatif YCCK. Ia menekankan pentingnya kesehatan mental dalam pembangunan masyarakat. Pemerintah Kota Solo memiliki program Posyandu Plus yang memberikan layanan kesehatan gratis.

"Nantinya ke depan, kami akan menambahkan layanan kesehatan mental di 623 posyandu yang ada di Kota Solo. Kami berharap ini dapat membantu masyarakat dalam menjaga keseimbangan mental dan emosional mereka,” ujar Astrid.

Baca Juga:Menang di Kandang Banteng, Respati Ardi-Astrid Widayani Sapu Bersih 5 Kecamatan

Ia juga menegaskan bahwa tantangan besar dalam pembangunan generasi emas 2045 bukan hanya pada kesehatan fisik, tetapi juga bagaimana masyarakat dapat mengelola pikiran, hati, dan jiwa mereka untuk menghadapi tantangan hidup.

Sebagai bagian dari acara, YCCK menghadirkan sesi khusus yang dipandu langsung oleh Bunda Arsaningsih dan dr. Rastho Mahotama.

Mereka memperkenalkan metode SOUL Meter (Measurement Technique of Radiation), yang membantu peserta memahami kondisi energi batin mereka dan mengidentifikasi akar permasalahan hidup.

Acara ini membahas empat aspek utama kehidupan: kesehatan, kemakmuran, hubungan, dan spiritualitas. Roadshow Tata Hati di Solo berhasil menarik lebih dari 1.800 peserta, baik secara langsung maupun daring.

Puncak acara ditutup dengan sesi meditasi SOUL Reflection, yang dipandu langsung oleh Bunda Arsaningsih, Minggu (17/03/2025).

Meditasi ini bertujuan membantu peserta mengisi dirinya dengan energi cinta dan menciptakan transformasi positif dalam hidup mereka.

Yayasan dalam hal ini, memiliki pandangan di era modern, fenomena toxic relationship semakin marak terjadi dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari percintaan, keluarga, pertemanan, hingga lingkungan kerja.

Survei Jakpat mencatat bahwa 64,3% responden di Indonesia mengaku pernah mengalami hubungan tidak sehat.

Sementara itu, data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) pada 2022 menunjukkan adanya 1.151 kasus kekerasan oleh pacar terhadap remaja perempuan.

Dampak dari hubungan tidak sehat ini bukan hanya luka emosional, tetapi juga peningkatan kasus gangguan kesehatan mental.

Survei Kesehatan Mental Remaja Nasional Indonesia (I-NAMHS) mencatat bahwa 34,9% remaja Indonesia—sekitar 15,5 juta individu—mengalami setidaknya satu masalah kesehatan mental.

Sejatinya, jauh sebelum istilah toxic relationship populer, filosofi Stoikisme telah membahas konsep Amor Fati—menerima dan mencintai takdir dengan lapang dada.

Filosofi ini mengajarkan bahwa kehidupan yang harmonis dapat dicapai dengan menerima segala hal baik maupun buruk sebagai bagian dari perjalanan hidup.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini