"24 liter tiap hari setornya, satu minggu menerima uang sekitar Rp 1 juta lebih. Itu sudah dipotong buat makanan sapi, kadang hutang ubi atau yang lainnya," sambungnya.
Jadi selama 20 tahun dari peternak sapi ini mampu mengkuliahkan kedua anaknya. Bahkan untuk ibadah umrah pun pinjam dari Pramono.
"Iya betul kuliah anak dari hasil ternak. Saya umrah itu pinjam uang ke Pak Pram buat beli pedet (anak sapi) terus buat modal umrah," ungkap dia.
"Suami saya kan penjahit, itu hasilnya buat keperluan yang lain. Kalau saya buat anak sekolah," imbuhnya.
Baca Juga:BPBD Boyolali Imbau Waspada Bencana Tanah Longsor Saat Musim Hujan
Berharap UD Pramono tetap beroperasi dan berdiri tegak tidak tumbang. "Tetap berjalan lancar biar petani bisa menyetorkan susunya. Kalau tutup susu mau disetorkan ke mana, karena setor ke luar itu harganya sangat rendah dan kualitas benar-benar terjaga," papar dia
Hal senaga juga disampaikan peternak lain, Marsono (62) yang mengaku jelas sangat disayangkan kalau UD Pramono sampai tutup. Beliau itu cukup bagus dan tidak mengabaikan peternak-peternak malah merangkul.
"Saya dengan mau tutup itu kaget, gara-gara rekeningnya diblokir. Pak Pram itu bagus, kalau peternak pinjam ke yang lain ada bunga tapa sama beliau tidak ada," imbuh warga Desa Kebongulo, Kecamatan Musuk ini.
"Itu jelas bikin resah 1.300 peternak sapi. Berharap jangan sampai tutup dan tetap beroperasi dan menampung susu-susu para peternak," tuturnya.
Marsono menambahkan tiap hari itu selalu setor susu 70 liter dari 7 ekor sapi. Jadi tiap haari bisa dapat selitar Rp 500 ribu lebih.
Baca Juga:Heboh Protes Puluhan Peternak dan Pengepul Susu di Boyolali: Dipakai Mandi hingga Dibagikan Gratis
"Saya dari awal selalu setor ke Pak Pram. Tiap hari selalu setor sekitar 70 liter susu," pungkas dia.
Kontributor : Ari Welianto