Polemik Soal Susu Boyolali, Zulkifli Hasan: Pelaku Industri Wajib Beli Produk Dalam Negeri

Bahkan berhembus pabrik atau IPS akan mengimpor susu dari luar untuk kebutuhan produksinya.

Ronald Seger Prabowo
Rabu, 13 November 2024 | 15:22 WIB
Polemik Soal Susu Boyolali, Zulkifli Hasan: Pelaku Industri Wajib Beli Produk Dalam Negeri
Menko Pangan Zulkifli Hasan saat bersama mantan Presiden Jokowi di Solo, Rabu (13/11/2024). [Suara.com/Ari Welianto]

SuaraSurakarta.id - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas) angkat bicara terkait polemik susu sapi perah yang terjadi di Kabupaten Boyolali beberapa waktu lalu.

Seperti diketahui peternak sapi perah dan pengepul susu protes karena adanya batasan kuota pengiriman susu ke pabrik dan Industri Pengolahan Susu (IPS). Mereka pun harus membuang susu stok hingga puluhan ton dan dipakai buat mandi.

Bahkan berhembus pabrik atau IPS akan mengimpor susu dari luar untuk kebutuhan produksinya.

Zulhas telah memerintahkan Kementerian terkait termasuk Menteri dalam negeri untuk mengutamakan produksi pangan dalam negeri guna memenuhi Industri.

Baca Juga:Susu Melimpah, Peternak Boyolali Nangis! Kuota Batas, Ribuan Liter Terbuang Sia-sia

"Kalau produksi dalam negeri sudah tercapai semua baru impor," terang dia, Rabu (13/11/2024).

Zulhas mengatakan akan memberikan kuota impor kalau memang produksi dalam negeri tidak bisa diserap.

"Jadi kalau dalam negeri tidak diserap oleh pelaku industri. Maka impornya kita akan kasih kuota," katanya.

Zulhas menegaskan pelaku industri wajib harus membeli dulu produk dalam negeri. Setelah itu baru bisa membeli secara impor.

"Wajib membeli dulu dari produk dalam negeri kita. Setelah itu baru impor," ungkapnya.

Baca Juga:Gara-gara Rekening Diblokir, Pramono Harus Jual 6 Ekor Sapi Agar Usahanya Tetap Jalan

Saat disinggung soal kualitas, Zulhas menyebut tentu harus diperbaiki. Karena kalau kualitasnya buruk pastinya tidak baik.

"Tentu diperbaiki. Kalau kualitasnya buruk kan gak baik juga," jelas dia.

Kontributor : Ari Welianto

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak