Respon Teguh Prakosa Usai Dua Kader PDIP Dukung Rival di Pilkada Solo

Diketahui, dua kader PDIP yakni Ginda Ferachtriawan dan Wawanto memberikan dukungan ke paslon Respati Ardi-Astrid Widayani.

Ronald Seger Prabowo
Selasa, 12 November 2024 | 16:57 WIB
Respon Teguh Prakosa Usai Dua Kader PDIP Dukung Rival di Pilkada Solo
Teguh Prakosa dan Bambang Gage memaparkan strategi mereka untuk mengoptimalkan fasilitas umum guna mendukung ekonomi kota berkelanjutan. Dalam debat publik perdana yang digelar di The Sunan Hotel Solo, Kamis (31/10/2024). [Suara.com/dok]

SuaraSurakarta.id - Calon Wali Kota Solo Teguh Prakosa tidak mempermasalahkan ada kader PDIP yang membelot dan mendukung paslon dari partai lain.

Diketahui, dua kader PDIP yakni Ginda Ferachtriawan dan Wawanto memberikan dukungan ke paslon Respati Ardi-Astrid Widayani.

"Saya kira kalau Mas Ginda, Wawanto, kalau mereka tidak merasa lahir dari PDIP, ya silahkan saja. Tetapi realita mereka pernah lahir dari PDIP, Mas Ginda itu bukan siapa-siapa. Kita menghargai dan menghormati perjuangan bapaknya, kalau Wawanto dulu hanya sekretaris ranting," terang dia saat ditemui disela-sela kampanye, Selasa (12/11/2024).

Teguh mengatakan silahkan saja dan partai tidak akan ngondeli. Justru kalau jantan datang ke DPC mengembalikan kartu anggota PDIP.

Baca Juga:Borong Dagangan PKL di Nusukan, Respati Ardi Sampaikan Komitmen di 100 Hari Pertama Kerja

"Partai tidak akan ngondeli. Kalau jantan malah datang ke DPC mengembalikan kartu anggota, kalau itu jantan langsung membawa medianya sekalian, itu akan lebih bagus dan kita akan tahu bagaimana PDIP membangun kebersamaan," ungkap Sekretaris DPC PDIP Solo ini.

Menurutnya apa yang sudah mereka perjuangkan untuk partai, belum ada. "Saya baru sebagian kecil, saya jadi ketua DPRD belum bisa menyumbangkan apapun. Jadi wakil wali kota pun belum bisa memberikan kebijakan untuk kesejahteraan rakyat Solo," papar dia.

Teguh menilai pilkada itu bukan memilih partai tapi memilih sosok, figur yang kira-kira rakyatnya percaya. 

"Nanti akan kita lihat orang yang berpindah kemudian nanti mencalonkan dari partai mana," sambungnya.

Ketika disinggung apakah itu melanggar aturan partai, Teguh menyebut melanggarnya kan sudah lama.

Baca Juga:Kroyok Bengawan! Relawan Bocahe Gibran Beri Dukungan ke Respati Ardi-Astrid Widayani

"Diemong kayak apa to polah e, PDIP itu anaknya banyak bukan hanya satu atau dua. Kalau kita kehilangan satu atau dua, anak e itu puluhan ribu," ujar dia.

"Kita buktikan saja seperti apa, ya besok kita masing-masing merasakan semua. Bahwa bagaimana PDIP melahirkan kebijakan-kebijakan yang sesuai arahan partai," lanjutnya.

Teguh menambahkan bagi PDIP tidak merasa kehilangan, sadar atau tidak sadar mereka sudah pernah lahir dari PDIP. Serta sudah merasakan duduk sebagai pejabat daerah. 

"Partai tidak merasa kehilangan. Sadar atau tidak sadar mereka itu pernah lahir dari PDIP. Dipersilahkan saja kalau kader mau menyeberang ke manapun, ya silahkan," tandas dia.

"Gusti mboten sare, wong nandur bakale ngunduh. Tandurane Bu Mege becik kok dengan mengkader partai dan beliau tidak minta apa-apa," pungkasnya.

Kontributor : Ari Welianto

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak