Disisilain, pro kontra kepemimpinan Jokowi memang sudah kerap terjadi. Meski beberapa pihak tak puas dengan kepemipinan Presiden ke-7 tersebut, namun mayoritas masyarakat puas dengan kinerja Jokowi.
Terbukti, saat kepulangan Jokowi pasca purna tugas Minggu (20/10) lalu, jutaan masyarkat menyambut kedatangan Jokowi. Terlihat lautan manusia dengan setia menungu Jokowi mulai dari Bandara Adi Sumarmo hingga kediaman pribadi Jokowi di Sumber, Banjarsari.
Tidak hanya dari kawasan soloraya, namun dari seluruh wilayah di Indonesia sengaja datang jauh-jauh untuk menyambut kedatangan mantan orang nomor satu di Pemerintahan Indonesia ini.
Sementara itu, Pengamat Sosial sekaligus pemimpin Amir Mahmud Center, Amir Mahmud menyampaikan bahwa bahwa aksi demonstrasi seperti itu adalah hal biasa yang ada di negara demokrasi.
Baca Juga:Calon Kepala Daerah Ramai-ramai Sowan ke Jokowi Minta Doa Restu, Ini Daftar Lengkapnya
Kendati demikian, ia mengingatkan kepada pemerintah untuk perlu menyikapi aksi-aksi kontra Jokowi itu dengan mempertimbangkan kondisi saat penyambutan kepulangan Jokowi sesaat purna Presiden RI.
"Ya kita melihat bahwa saat penyambutan kepulangan Jokowi itu ratusan ribu masyarakat secara merayakannya. Artinya ada kelompok yang kontra tapi juga banyak yang pro Jokowi. Karena itu perlu pemerintah itu bertindak untuk menenangkan kedua kelompok, jangan sampai terjadi kegaduhan yang yang berkelanjutan," kata dia saat dihubungi awak media.
Penyambutan kepulangan Jokowi yang gegap gempita itu tidak bisa dianggap sambil lalu oleh penegak hukum, mengingat hal itu dihadiri oleh sangat banyak orang yang mungkin saja sebagai pertanda kecintaan masyarakat akan Jokowi.
Di sisi lainnya, aksi-aksi itu perlu ditangani dengan hati-hati agar semua kelompok terwadahi aspirasinya.
"Kita tidak mau ada huru-hara lagi terjadi di Solo yang kita cintai ini. Karena itu, perlu juga kesadaran semua pihak untuk saling menjaga satu sama lainnya, jangan sampai karena urusan politik yang sifatnya sementara per periode itu malah menjadikan kita terus bertengkar," pungkasnya.
Baca Juga:Jokowi Nilai Solo Perlu Lebih Konsentrasi dalam Penataan SDM, Apa Maksudnya?