Diceritakan, sendang ini ditemukan oleh anak buah Sultan Hadiwijaya bernama Mbah Suro. Saat berjalan dengan empat temannya melihat ada sumber mata air lalu beristirahat.
Saat Sulta Hadiwijaya mengajak temannya ke Yogyakarta tapi di daerah Prambanan dicegat. Lalu terjadilah perang, kemudian ada prajurit yang perutnya sakit, kemudian diambilkan air di sendang ini dan sembuh.
"Airnya itu bening banget dan terus mengalir. Saya dapat cerita itu juga dari turun temurun," tandas dia.
Mbah Saji menambahkan dulu sendang ini sempat dibangun dengan ditata sehingga terlihat bagus. Tapi setelah dibangun itu tidak dirawat sehingga mangkrak cuma lama.
Baca Juga:Kampung Blangkon Potrojayan Punya Potensi Wisata, Respati Ardi: Harus Lebih Banyak Dikenal Orang
"Lalu ada warga yang datang untuk resik-resik dan merawat, itu dituntut oleh Mbah Suro untuk merawat. Sekarang tambah bagus dan mau akan dijadikan sebagai wisata," tuturnya.
"Aliran air sendang ini mengalirnya ke arah barat dan timur. Di timur itu ke daerah Mayang dan lahan pertanian di sana itu kalau hasilnya bagus pasti ada petani yang ke sini. Jadi dulu itu mengalirnya ke mana-mana," pungkas dia.
Kontributor : Ari Welianto