"PDAM dan bupati sudah ke sini untuk mengecek. Bahkan sampel airnya sudah dicek laboratorium di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, kondisi airnya itu lebih bagus dari air mineral yang ada di masyarakat. Bupati sudah memberikan lampu hijau, nanti CSR dari PDAM untuk mengolah air," katanya.

Airnya itu hingga saat ini masih alami keluar dari sumber mata air di sendang tersebut. Padahal usianya itu sudah ratusan tahun mengingat merupakan peninggalan masa Kerajaan Pajang.
"Airnya masih alami dan terus mengalir tidak pernah habis. Cukup jernih dan sering dimanfaatkan warga," ungkap dia.
Sebelum seperti saat ini, kondisi sendang tidak terawat, kusam dan di sekitarnya banyak tumbuh ilalang belum ada penutupnya. Bahkan kurang mendapat perhatian, baik dari pemerintah desa maupun pemerintah kabupaten, yang tahu pun hanya orang sekitar di sini dan tertentu saja.
Baca Juga:Kampung Blangkon Potrojayan Punya Potensi Wisata, Respati Ardi: Harus Lebih Banyak Dikenal Orang
Memang ada yang merawat, cuma membersihkan di bagian sendang saja. Lalu setelah masuk Pro Klim ada relawan yang membersihkan dan menata sendang serta kawasannya.
"Awalnya itu kurang terawat dan belum terpublik, yang tahu hanya orang-orang sini serta pemanfaatannya masih kurang. Memang ada yang merawat tapi belum maksimal, terus ada swadaya dari warga dan relawan untuk mempercantik sendang ini terutama saat masuk Pro Klim," sambungnya.
Menurut warga sekitar, air di Sendang Tirto Wiguno ini dipercaya bisa untuk pengobatan karena mineralnya tinggi.
Dulu sekitar tahun 1980-1990 sendang ini ramai dikunjungi, biasanya warga berendam dan berenang karena dianggap bisa untuk penyembuhan.
"Kalau ada yang stroke berenang di sini atau sekedar membasuh muka, katanya lebih baik jadi buat terapi. Dulu meski tempatnya tidak seperti sekarang ini ramai, tapi warga sekitar sendang saja yang datang, kalaupun ada warga dari luar tidak banyak," ujar dia.
Baca Juga:Inspiratif! Cerita Warga Satu Kampung di Desa Gumpang Sukoharjo Berangkat Umrah Bareng
Untuk mengarah ke sana, lanjut dia, akan membuat kelompok sadar wisata (Pokdarwis) dari warga sekitar di sini. Nantinya pokdarwis ini akan mengelola hingga menata sendang tersebut agar bisa dimanfaatkan secara luas lagi.