Buntut Kasus Kekerasan, Polisi Bubarkan Geng 'San Andreas', Kapolresta Solo: Nekat Kami Sikat!

Pembubaran itu buntut dari kasus kekerasan dan penyerangan suporter Persis Solo yang terjadi Sabtu (3/8/2024) malam lalu.

Ronald Seger Prabowo
Jum'at, 09 Agustus 2024 | 19:05 WIB
Buntut Kasus Kekerasan, Polisi Bubarkan Geng 'San Andreas', Kapolresta Solo: Nekat Kami Sikat!
Kapolresta Solo Kombes Pol Iwan Saktiadi (kiri) didampingi Kasatreskrim Kompol Ismanto Yuwono dalam pers rilis penangkapan tiga pelaku penganiayaan suporter Persis Solo di Mapolresta Solo, Jumat (9/8/2024) siang. [Suara.com/Ronald Seger Prabowo]

SuaraSurakarta.id - Kapolresta Solo Kombes Pol Iwan Saktiadi resmi membubarkan geng 'San Andreas' dari segala macam aktivitas.

Pembubaran itu buntut dari kasus kekerasan dan penyerangan terhadap suporter Persis Solo yang terjadi Sabtu (3/8/2024) malam lalu.

Tiga anggota geng tersebut, masing-masing CP (31), AAM (23), dan RRN (19) yang semuanya merupakan warga Kecamatan Jebres, Kota Solo telah ditangkap.

"Hari ini, kami resmi membuarkan kelompok itu. Karena dari hasil penyelidikan dan pendalaman, memang mereka berafiliasi dengan hal-hal kekerasan," kata Iwan Saktiadi dalam pers rilis di Mapolresta Solo, Jumat (9/8/2024) siang.

Baca Juga:Viral! Video Penganiayaan Remaja di Boyolali, Polisi Buru Pelaku

"Dari pendalaman kami ada sekitar 50-an orang yang tergabung dalam kelompok ini. Saya pastikan bubar. Kalau masih nekat akan kami sikat," tegas dia.

Iwan juga menunjukkan sejumlah barang bukti seperti kaus bertuliskan 'San Andreas', 'AK47', dan 'Crime Fighter City' yang identik dengan gim GTA San Andreas. Iwan mengatakan anggota kelompok genk itu membeli kaus tersebut.

Mantan Dirlantas Polda DIY itu memaparkan, geng tersebut kegiatannya hanya berkumpul, mabuk, dan melakukan penyerangan secara acak.

Dari pendalaman kasus, lanjut Iwan, kelompok ini dimulai bulan Januari 2024, rekrutmen mereka secara acak lewat medsos. Tujuannya ke depannya belum sampai ke sana (perang antar geng).

"Hasil perilaku mereka sangat meresahkan, dengan umur kelompok yang belum lama, mereka berani melakukan kegiatan yang fatalitasnya cukup tinggi, yang membahayakan. Ketua kelompok ini memberi kode mainkan, dan anggotanya keluar lalu cari siapa saja korbannya," tegas dia.

Baca Juga:Polisi Dalami Kasus Pembacokan Dua Suporter Persis Solo, CCTV Sekitar Lokasi Dicek

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini