Investasi Pariwisata Jadi Sorotan Jelang Pilkada Klaten, Pengusaha Ungkap Fakta Mengejutkan

Klaten merupakan bagian dari pusat kebudayaan Jawa, kesejarahan dan bentang alamnya merupakan potensi wisata yang belum tergali.

Ronald Seger Prabowo
Jum'at, 07 Juni 2024 | 13:28 WIB
Investasi Pariwisata Jadi Sorotan Jelang Pilkada Klaten, Pengusaha Ungkap Fakta Mengejutkan
Pengusaha sekaligus owner Janu Putra Grup, Sova Marwati memanaskan bursa Pilkada Klaten 2024. [Suara.com/dok]

SuaraSurakarta.id - Klaten dinilai membutuhkan investasi di bidang pariwisata untuk menciptakan trickle down effect terhadap kemakmuran masyarakat.

Dari sisi potensi pariwisata, Klaten merupakan bagian dari pusat kebudayaan Jawa, kesejarahan dan bentang alamnya merupakan potensi wisata yang belum tergali.

"Investasi pariwisata memungkinkan menghadirkan penyebaran kesejahteraan bagi masyarakat di sekitar objek pariwisata. Terutama dengan pemberdayaan masyarakat sekitar objek pariwisata tersebut," kata pemilik Janu Putra Group, Sova Marwati, Juamt (7/6/2024). 

Menurutnya, masuknya investor di bidang pariwisata mampu menciptakan lebih banyak peluang pekerjaan dan pendapatan, yang akan berdampak terhadap masyarakat dan pendapatan daerah.

Baca Juga:Jejak Akbar Tandjung di Pilkada Solo? Sang Putri Maju Cawali Lewat 2 Partai Sekaligus

"Tentu harus ada aturan yang berupa Perda yang mengatur investasi tersebut melibatkan masyarakat sekitar. Dengan demikian masyarakat tidak menjadi penonton ataupun konsumen atas investasi tersebut, tapi berperan dalam rantai pasokan," imbuhnya.

Apalagi, lanjut dia, Klaten merupakan bagian dari sejarah Mataram Kuno dan Mataram Islam, di mana kesejarahannya dapat dilihat dari kearifan lokal masyarakat, situs peninggalan sejarah, hingga bentang alam yang unik.

"Ekoturisme menjadi konsep yang tepat dalam mengembangkan pariwisata di wilayah yang kaya sejarah dan bentang alam yang elok," papar Sova yang juga pebisnis di bidang fashion dan kuliner itu.

Wanita asal Klaten itu berpendapat ekoturisme sangat menguntungkan Klaten, karena tidak membawa budaya yang bertentangan dengan nilai-nilai masyarakat lokal, justru sebaliknya ekoturisme mensyaratkan pelestarian lingkungan, pemberdayaan budaya dan ekonomi masyarakat lokal.

"Di dalamnya juga ada aspek pembelajaran dan pendidikan. Ini semacam kegiatan pariwisata yang berwawasan lingkungan," ungkapnya.

Baca Juga:Astaga! Warisan Sejarah Paku Buwono X Kantor Bondo Loemakso Dijual, Segini Harganya

Ia juga prihatin, Klaten yang dulunya lumbung padi sejak zaman dulu, pelan-pelan produk pertaniannya menurun. Padahal dalam pertanian, mampu menghasilkan produk-produk turunan seperti argowisata.

"Kegiatan wisata yang melibatkan lahan pertanian ini, memiliki segmen tersendiri, karena di dalamnya terdapat edukasi dan investasinya tidak mahal. Para petani bisa berkolaborasi dengan hotel, sekolah, dan penyelenggara event untuk membangun argowisata," tuturnya.

Syaratnya, menurut Sova, pemerintah dan masyarakat Klaten menjaga pertanian dan peternakannya. Wisata tani tersebut, memiliki beragam variasi, bahkan yang kelihatannya sepele bagi masyarakat pedesaan, tapi menghadirkan pengalaman yang bernilai.

"Mayarakat di kota-kota besar tidak pernah merasakan buah yang langsung dipetik dari pohonnya, atau memberi makan ternak secara langsung, menikmati ikan di dekat kolam atau tambak. Itu semua pengalaman tak ternilai," papar Sova.

Dengan menjaga pertanian, perkebunan, peternakan, menurut Sova mampu memikat investasi dan wisatawan. Inovasi-inovasi tersebut mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat.

"Agar citra Klaten bukan hanya kota singgah atau hanya dilewati bagi mereka yang lalu-lalang Solo dan Yogyakarta," pungkas istri dari Anggota DPR RI Singgih Januratmoko itu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak