Sungai Bengawan Solo Tercemar Industri Tekstil, Ini Tanggapan Gibran

Pencemaran Sungai Bengawan Solo yang sering terjadi memerlukan kepedulian Gubernur Jawa Tengah untuk penyelesaiannya

Budi Arista Romadhoni
Rabu, 22 Mei 2024 | 19:00 WIB
Sungai Bengawan Solo Tercemar Industri Tekstil, Ini Tanggapan Gibran
Tangkapan layar kondisi Sungai Bengawan Solo di Solo, Jawa Tengah, Selasa (21/5/2024). [ANTARA/HO-IPA Semanggi]

SuaraSurakarta.id - Sungai Bengawan Solo kembali tercemar. Masalah tersebut perlu mendapatkan perhatian demi keberlangsungnya penyediaan air bersih. 

Namun demikian, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka menyebut pencemaran Sungai Bengawan Solo yang sering terjadi memerlukan kepedulian Gubernur Jawa Tengah untuk penyelesaiannya.

"Itu nanti jadi perhatian utama untuk gubernur berikutnya ya," katanya di Solo dikutip dari ANTARA pada Rabu (22/5/2024).

Ia mengatakan dalam penyelesaiannya membutuhkan keterlibatan daerah-daerah sekitar Kota Solo, mengingat pencemaran berasal dari industri sekitar.

Baca Juga:Gibran Tegaskan Tak Larang Study Tour, Armadanya yang Diperketat

"Sekali lagi, itu perlu kerja sama dengan kabupaten-kabupaten sekitar. Itu dari Sukoharjo ya, itu pewarna kain," katanya.

Terkait hal itu, pihaknya juga berencana untuk menindaklanjuti, mengingat sebagian kebutuhan air baku masyarakat Solo diambilkan melalui Bengawan Solo.

"Nanti kami tindaklanjuti secepatnya ya," katanya.

Sebelumnya, tepatnya Selasa (21/5) Instalasi Pengolahan Air (IPA) Semanggi Solo berhenti beroperasi sementara akibat tercemar limbah etanol dan tekstil.

Staf IPA Semanggi Purnomo mengatakan air yang seharusnya diolah IPA Semanggi mulai tercemar pukul 11.00 WIB. Sedangkan operasional dihentikan mulai pukul 12.00 WIB.

Baca Juga:Transaksi Rp4,3 Miliar di Expo Dekranas, Gibran: Ojol Sampai UMKM Banjir Orderan

"Air tercemar dari limbah pabrik di Sukoharjo. Sedangkan limbah etanol masuknya dari Kali Samin menuju Bengawan Solo, kalau tekstil langsung dibuang ke Sungai Bengawan Solo," katanya.

Ia mengatakan operasional dihentikan, karena berdampak pada air yang tidak memenuhi baku mutu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak