SuaraSurakarta.id - Tim KKN 52 Universitas Sebelas Maret (UNS) Desa Joho Kecamatan Purwantoro Kabupaten Wonogiri pada bulan Januari-Februari 2024 melakukan pendampingan kepada usaha Batik Kalimasada.
Batik Kalimasada merupakan salah satu produk unggulan desa yang menekankan bahan baku alami dan berkontribusi terhadap perekonomian desa.
Usaha batik ini juga telah menjadi binaan Bank Indonesia Solo dan telah mengikuti beberapa pameran UMKM Unggulan di Provinsi Jawa Tengah.
Batik Kalimasada memiliki inovasi tersendiri dalam pembuatan motif batik. Pelaku Batik Kalimasada telah menggabungkan motif-motif dengan nuansa yang mengedepankan tradisi, dengan menggabungkan motif kontemporer untuk menambah kesan modern.
Baca Juga:Wilayah Perbatasan Kabupaten Tak Tergarap Maksimal, Yudi Indras: Padahal Potensi Ekonominya Besar
Tidak hanya itu, juga selalu menambahkan motif atau pola yang dapat menggambarkan potensi-potensi yang ada di Kabupaten Wonogiri. Salah satunya motif batik Wayang Punokawan yang menggambarkan budaya Jawa serta digabungkan dengan motif kontemporer yang digambarkan dengan tanaman jambu mete.
Hal ini karena di Desa Joho banyak masyarakat yang mengembangkan usaha kacang mete dan motif umbi-umbian yang menjadi gambaran mengenai banyaknya umbi-umbian yang ditanam di lahan-lahan yang ada pada daerah ini.
Batik Kalimasada yang telah melakukan banyak produksi dan penjualan batik, hingga sudah melakukan ekspor ke luar negeri, membuat pelaku usaha Batik Kalimasada ingin lebih mengembangkan usahanya agar dapat bisa memiliki awareness di pandangan masyarakat luas.
Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan kualitas produk dan perluasan pasar maka tim KKN 52 UNS melakukan beberapa kegiatan pendampingan usaha. Kegiatan tersebut antara lain pendampingan desain batik dan pemanfaatan media sosial daring dalam pemasaran.
Selain itu, pendampingan desain kemasan dan perencanaan pengembangan usaha juga dilakukan.
Baca Juga:BREAKING NEWS! Jamal Wiwoho Mundur dari Rektor UNS
Selama kegiatan KKN dengan mitra usaha Batik Kalimasada, tim KKN 52 UNS mempunyai target untuk meningkatkan jumlah dan kualitas produk, dan perluasan pemasaran melalui media sosial daring. Peningkatan jumlah produk dilakukan dengan cara keterlibatan tim KKN 52 dalam proses produksi.
Sementara itu, peningkatan kualitas produk dilakukan melalui kerjasama pengawasan proses produksi dengan pemilik usaha dan mengidentifikasi masukan dari para pembeli sebelumnya. Selanjutnya, perluasan pemasaran akan menekankan pemanfaatan media sosial daring seperti Facebook, Twitter, Instagram, Tiktok, dan Youtube.
Media sosial daring tersebut akan memberi ruang edukasi dan penjualan tentang Batik Kalimasada kepada masyarakat luas.
"Pada kegiatan pendampingan UMKM Batik Kalimasada, tim KKN 52 UNS ikut serta dalam praktik pembuatan produk batik. Hal itu bertujuan agar kita juga dapat belajar mengenai bagaimana proses awal pembuatan hingga finishing dari produksi batik itu sendiri," kata Dendy Halim Kusuma selaku Ketua KKN 52 UNS, Sabtu (24/2/2024).
Selain ikut dalam proses pembuatan produk batik, Dendy menambahkan tim KKN UNS juga membantu dalam pembuatan konten untuk media sosial yang dimiliki Batik Kalimasada. "Konten-konten yang telah kita buat berupa podcast yang akan di upload pada Youtube Batik Kalimasada, video berdurasi pendek untuk dijadikan konten Tiktok, serta feeds berupa foto yang diunggah pada akun Instagram Batik Kalimasada," ucap Dendy lagi.
Dia juga menjelaskan bahwa secara aktif, pelaku usaha Batik Kalimasada juga mengikuti beberapa kegiatan pameran UMKM Unggulan Jawa Tengah. Pelaku usaha Batik Kalimasada juga aktif melakukan kegiatan berupa workshop ataupun pelatihan untuk masyarakat umum ataupun anak-anak sekolah.
Dampak dari kegiatan pendampingan usaha Batik Kalimasada tidak hanya ditujukan untuk mencapai peningkatan omset usaha tetapi juga upaya menambah peluang kerja bagi masyarakat Desa Joho. Dampak lainnya adalah kesuksesan usaha ini menjadi bagian dari proses pembangunan dan kemajuan Desa Joho