Catat Tanggalnya! Grebeg Sudiro Akulturasi Budaya Tionghoa dan Solo, Ada Acara Bagi-Bagi Ribuan Kue Keranjang

Solo masih memiliki kawasan dengan populasi Tionghoa yang cukup signifikan, salah satunya di Kampung Balong.

Ronald Seger Prabowo
Kamis, 25 Januari 2024 | 19:19 WIB
Catat Tanggalnya! Grebeg Sudiro Akulturasi Budaya Tionghoa dan Solo, Ada Acara Bagi-Bagi Ribuan Kue Keranjang
Grebeg Sudiro ini merupakan perayaan tahunan yang cukup dinantikan oleh masyarakat lokal dan wisatawan Kota Solo. [ANTARA]

SuaraSurakarta.id - Tahun Baru Imlek, yang dikenal sebagai Tahun Baru China tahun ini jatuh pada tanggal 10 Februari 2024. Momen ini akan dirayakan oleh masyarakat Tionghoa di seluruh dunia, termasuk juga Surakarta alias Solo.

Pasalnya, Solo masih memiliki kawasan dengan populasi Tionghoa yang cukup signifikan, salah satunya di Kampung Balong.

Oleh karena itu, perayaan Imlek masyarakat Tionghoa di Solo dinilai menjadi salah satu perayaan Imlek yang cukup terkenal di Indonesia.

Adapun salah satu tradisi yang biasa dilaksanakan setiap perayaan Imlek adalah Grebeg Sudiro Kota Solo. Grebeg Sudiro ini merupakan perayaan tahunan yang cukup dinantikan oleh masyarakat lokal dan wisatawan Kota Solo.

Baca Juga:Mudah Dibuat, Ini Dia Resep Spring Rolls Hidangan Khas Perayaan Imlek

Biasanya, momen perayaan ini akan dibarengi dengan berbagai acara karnaval hingga menghadirkan gunungan kue keranjang khas Imlek yang dibagi-bagikan kepada masyarakat.

Yuk, Kenali Sejarah Perayaan Grebeg Sudiro!

Dilansir dari Pusat Informasi Indonesia, pawai budaya yang merupakan akulturasi budaya Tionghoa dan Jawa ini telah dijadikan sebagai agenda wisata tahunan oleh Pemerintah Kota Surakarta.

Proses pembauran alias akulturasi masyarakat Tionghoa ini telah terjadi sejak ratusan tahun yang lalu, yakni sejak kedatangan mereka pertama kali ke Indonesia. Dalam buku Etnis Cina di Surakarta 1890-1927, dikatakan bahwa para perantau dari daratan Tiongkok telah masuk ke Solo sejak tahun 1745.

Eksodus tersebut bersamaan dengan pemindahan pusat pemerintahan Kerajaan Mataram oleh Sri Suduhunan Pakubuwana II dari Kartasura ke Surakarta.

Baca Juga:Sejarah Panjang Klenteng Tien Kok Sie Solo: Dibangun 1745, Lewati Berbagai Zaman, Pernah Kebanjiran Tahun 1966

Orang-orang etnis Tionghoa tersebut kemudian tinggal di berbagai wilayah di Solo, di antaranya di daerah Pasar Gede, Pasar Legi, Coyudan, Kampung Balong, dan Sudiroprajan. Hingga dewasa ini, kawasan-kawasan tersebut kemudian dikenal sebagai Pecinan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini