Solo Hadapi Bonus Demografi dengan Smart Farming, Gibran Tekankan Soal 17 Prioritas Pembangunan

Upaya tersebut juga perlu melibatkan perguruan tinggi setempat, diantaranya UNS, UMS, dan Unisri.

Ronald Seger Prabowo
Kamis, 04 Januari 2024 | 16:54 WIB
Solo Hadapi Bonus Demografi dengan Smart Farming, Gibran Tekankan Soal 17 Prioritas Pembangunan
Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka (dua dari kiri) pada acara Konsolidasi Publik Rancangan Awal RPJPD Kota Surakarta 2025-2045 di Hotel Solo Paragon, Jawa Tengah, Kamis (4/1/2024). [ANTARA/Aris Wasita]

SuaraSurakarta.id - Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka meminta agar rencana pembangunan jangka panjang daerah (RPJPD) tetap menginduk pada 17 prioritas pembangunan yang dicanangkannya.

Hal itu ditegaskan Gibran dalam rapat Konsolidasi Publik Rancangan Awal RPJPD Kota Surakarta 2025-2045 di Hotel Solo Paragon, Jawa Tengah, Kamis (4/1/2024).

"Kita tetap menginduk ke 17 prioritas ini. Kepala Bappeda juga sudah memaparkan Solo merupakan kota yang cepat maju dan unggul," kata Gibran dilansir dari ANTARA.

Ia mengatakan Kota Solo sudah ada pembangunan fisik yang monumental sehingga ke depan pemerintah ingin fokus juga ke pembangunan nonfisik.

Baca Juga:Mendidik dengan Contoh, Gibran Ajarkan Jan Ethes Sopan Santun yang Menarik Perhatian Warganet

Sebagai contoh, dikatakannya, Solo tidak punya lahan pertanian. Dalam hal ini, ia berharap agar instansi terkait dengan melibatkan kaum muda bisa mulai menerapkan smart farming atau pertanian berbasis digital.

"Kami ingin Dispangtan (Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan) Kota Surakarta, Technopark, BRIDA (Badan Riset dan Inovasi Daerah) coba ke depan fokus smart farming," jelas dia.

Upaya tersebut juga perlu melibatkan perguruan tinggi setempat, diantaranya UNS, UMS, dan Unisri.

Ia mengatakan pada penerapan tersebut, bisa dengan memanfaatkan internet of things (IoT) untuk mengecek ph tanah, mekanisasi, dan pemanfaatan drone untuk menyemprot pestisida.

Menurut dia, langkah tersebut sekaligus untuk memanfaatkan bonus demografi.

Baca Juga:Sejarah Ndalem Sasono Mulyo Keraton Solo: Tempat Tinggal Putra Raja, Tahanan Politik hingga Cikal Bakal ISI

"Solo itu kan tidak punya lahan, sedangkan kiri kanan kita punya lahan. Kita punya anak muda yang banyak, yang mungkin sekarang belum tertarik di bidang pertanian. Kami ingin isi kekosongan itu dengan smart farming, melibatkan anak muda lewat smart farming," paparnya.

Dengan langkah awal tersebut, ia ingin ke depan Solo bisa menjadi pusat riset dan pelatihan.

"Intinya kami ingin banyak anak muda terlibat, meski Solo tidak punya lahan pertanian, tidak punya sumber air, kita harus sumbangkan pemikiran kita, jadi pusat riset, pelatihan. Jangan sampai Technopark mangkrak, cuma jadi tempat karantina COVID-19," tegas Gibran.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak