SuaraSurakarta.id - Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kendal buka suara atas munculnya klaim sekelompok pemuda yang mengatasnamakan Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) deklarasi mendukung pasangan calon presiden-wakil presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Ketua IMM Kendal Bidang Hikmah, Politik dan Kebijakan Publik, Immawan Naufal menyesalkan ada sejumlah pihak yang menjual nama Muhammadiyah demi kepentingan kekuasaan.
"Tidak dibenarkan mengeklaim AMM atau IMM memberikan dukungan kepada salah satu paslon. Hal itu sesuai dengan sikap politik Muhammadiyah dalam Khittah Denpasar 2002, sebagaimana dikuatkan dalam Muktamar Makassar 2015," kata Immawan Naufal, Selasa (26/12/2023).
Naufal meminta kepada pimpinan pusat IMM untuk membuka kembali Khittah Denpasar 2002 yang menyebutkan bahwa Muhammadiyah tidak berafiliasi dan tidak mempunyai hubungan organisatoris dengan kekuatan-kekuatan politik praktis manapun.
Baca Juga:Gibran Mendadak Hilang dari Balai Kota Solo Usai Debat Capres, Padahal Ada Rapat Penting
"Maka jangan sampai organisasi otonom (ortom) atau Muhammadiyah ini ditarik-tarik seolah-olah pro dengan salah satu paslon tertentu. Itu tidak boleh!," jelas dia.
Pernyataan tersebut juga dibenarkan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haidar Natsir. Haidar Natsir mengatakan, dalam setiap pemilu, Muhammadiyah tidak terlibat dalam politik praktis.
"Setiap anggota Muhammadiyah mempunyai kebebasan untuk memilih dan dipilih, masing-masing dijamin haknya. Tetapi itu cukup menjadi orientasi pribadi, dan tidak boleh membawa atau mengatasnamakan organisasi," paparnya.
Sebelumnya, sejumlah pemuda yang mengeklaim sebagai relawan dan aktivis IMM dan Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) memberikan dukungan kepada paslon 02. Mereka menamakan dirinya sebagai barisan relawan Brigade Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (Bergerak 1912).
Baca Juga:Ketika Gegenpressing Anies Baswedan Skak Mat Taktik Maintain Possession Prabowo Subianto