Setelah masa kemerdekaan dengan berkembangnya waktu, bangunan itu dibangun menjadi hotel mewah oleh pemilik. Itu terjadi pada saat Wali Kota Solo Hartomo dan Gubernur Jateng HM Ismail.
"Pemilik bangunan itu saudagar kaya asal Kota Solo bernama Cokro. Setelah selesai dibangun menjadi hotel, lalu diberi nama Hotel Cokro sesuai nama pemiliknya," ungkap dia.
Sebelum dijadikan hotel merupakan bangunan rumah peninggalan zaman Belanda. Karena dulu itu di sepanjang Jalan Slamet Riyadi itu banyak bangunan-bangunan kuni milik orang-orang kaya.
"Dulu bangunan rumah pas masa Belanda. Dulu sempat dijadikan markas untuk perjuangan, lalu kepemilikannya berproses sampai menjadi milik Pak Cokro," sambung dia.
Baca Juga:Hotman Paris Soroti Kasus Pembunuhan Anjing Lato di Solo hingga Ajak Semua Pengacara Bergerak
Saat masih jadi hotel sangat ramai pengunjungnya, karena termasuk hotel mewah pada zamannya. Apalagi bangunannya bagus perpaduan dengan Eropa, arsitekturnya bagus, eksteriornya bagus, interiornya juga bagus. Landscape dan tata ruangannya juga bagus.
"Waktu itu hotel terbaik, okupansinya bagus. Bangunannya itu pilar-pilar gaya Eropa, tinggi memanjang. Jadi dulu kalau ke Solo menginap di Hotel Cokro," imbuhnya.
"Itu bukan bangunan kuno. Tapi bangunan baru dan modern, tampak depannya itu khas Eropa sekali," ucapnya.
Wingit atau Angker
![Bekas Hotel Cokro di Jalan Slamet Riyadi Kota Solo. [Suara.com/Ari Welianto]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2023/12/21/60224-bekas-hotel-cokro.jpg)
Keberadaan Hotel Cokro tidak berlangsung lama. Selang beberapa tahun menjadi sepi dan tidak aktif jadi hotel lagi hingga mangkrak sampai sekarang.
Baca Juga:Fasilitas Lengkap, Ini Harga Tiket Bus Solo-Palembang Terbaru dan Jam Keberangkatannya
Karena banyak masyarakat yang menyakini dan mempercayai bahwa area di Hotel Cokro itu wingit (angker). Banyak juga kisah-kisah mistis dan menyeramkan di situ.