SuaraSurakarta.id - Kepuasan dengan kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) dari masyarakat masih termasuk tinggi. Bahkan, tahun 2023 menjadi paling tinggi selama tiga tahun terakhir.
Berdasarkan survei NEW INDONESIA Research & Consulting, menunjukkan sebanyak 82,3 persen publik merasa puas dipimpin Presiden Joko Widodo, naik sepanjang tahun 2023 dan paling tinggi sejak 2020 silam.
Di antara yang merasa puas terhadap Jokowi, tercatat 9,8 persen bahkan merasa sangat puas. Hanya 15,8 persen yang menyatakan tidak puas, di antaranya 1,0 persen merasa tidak puas sama sekali, dan sisanya tidak tahu/tidak jawab sebanyak 1,9 persen.
"Berbarengan dengan pecahnya rekor tingkat kepuasan, publik menginginkan komitmen yang kuat atas keberlanjutan pasca-Jokowi," ungkap Direktur Eksekutif NEW INDONESIA Research & Consulting Andreas Nuryono dikutip dari ANTARA pada Sabtu (9/12/2023).
Baca Juga:Ketua Umum RKB : Jokowi dan Gibran Bukan Pengkhianatan, Semua Berdasar Amanah Rakyat
Tingginya tingkat kepuasan publik hingga memecahkan rekor pada ujung masa pemerintahan menyiratkan harapan publik akan keberlanjutan usai Jokowi tidak lagi menjabat presiden pada tahun depan.
Menjelang Pemilu 2024, publik telah disuguhkan calon-calon pemimpin nasional selanjutnya yang tengah berebut dukungan untuk dipilih. Publik dapat menelisik rekam jejak serta membedah tawaran program masing-masing kandidat.
Rencana debat yang bakal digelar mulai pekan depan menjadi salah satu sarana komunikasi agar publik bisa mencermati visi-misi hingga detil program yang dijanjikan oleh tiap pasangan calon presiden dan calon wakil presiden.
Di antara nama-nama yang mengisi formasi capres-cawapres, hanya Anies Baswedan yang mengusung wacana perubahan. Selebihnya adalah tokoh-tokoh di tubuh pemerintahan atau kubu pemerintah, bahkan putera sulung Jokowi Gibran Rakabuming Raka turut maju.
Menurut Andreas, wacana keberlanjutan sebetulnya telah menjadi arus utama dalam Pemilu 2024.
Baca Juga:BEM Soloraya Gelar Unjuk Rasa Tolak Politik Dinasti, Sebut Jokowi Gagal Jadi Kepala Negara
"Semua pasangan capres-cawapres dan koalisi pendukungnya didominasi atau mengandung unsur-unsur dari kubu pemerintah," tandas Andreas.