SuaraSurakarta.id - Tahun 2022 lalu Gusti Pangeran Haryo (GPH) Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo resmi dilantik sebagai sebagai Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara X.
Sosok Bhre Cakrahutomo cukup menarik karena meraih gelar Mangkunegara X di usia yang masih muda dan memiliki prestasi mentereng semasa kuliah.
Perlu diketahui kalau GPH Bhre Cakrahutomo memperoleh gelar Mangkunegara X di usia yang masih 24 tahun. Dirinya menggantikan KGPAA Mangkunegara IX yang meninggal dunia pada Agustus 2021 lalu.
Meski masih cukup muda, GPH Bhre Cakrahutomo mempunyai prestasi yang cukup banyak. Terutama saat menjadi mahasiswa. Berikut ini ulasan singkatnya.
Baca Juga:Tipe-X Gayengkan Warga Solo di Pura Mangkunegaran, Sukses Gelorakan Semangat Sumpah Pemuda
Prestasi GPH Bhre Cakrahutomo
GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo adalah raja ke-10 Kadipaten Mangkunegaran, yang dilantik pada tanggal 1 Maret 2022. Ia merupakan putra kedua dari KGPAA Mangkunegara IX dan Gusti Kanjeng Putri Mangkunegara IX.
Bhre Cakrahutomo lahir pada tanggal 29 Maret 1997 di Surakarta. Ia menempuh pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Indonesia, dan lulus pada tahun 2020. Selama masa kuliahnya, Bhre Cakrahutomo aktif dalam berbagai kegiatan, termasuk organisasi kemahasiswaan dan kegiatan sosial.
Semasa kuliah Bhre Cakrahutomo pernah menjadi Juara 2 Lomba Debat Konstitusi Nasional (LDK-Nas) di Universitas Gadjah Mada tahun 2019. Lalu Juara 3 Lomba Debat Hukum Internasional di Universitas Indonesia tahun 2019.
Dirinya juga merupakan delegasi Indonesia dalam Program Pertukaran Mahasiswa ke Jepang pada tahun 2018. Selain itu, Bhre Cakrahutomo juga pernah mengikuti berbagai pelatihan dan seminar, baik di dalam maupun luar negeri. Ia juga aktif menulis dan menerbitkan beberapa karya ilmiah.
Baca Juga:Pameran Burn Out 2023 di Pura Mangkunegaran, Motor Presiden Jokowi Jadi Magnet Pengunjung
Bhre Cakrahutomo dikenal sebagai sosok yang cerdas, berprestasi, dan memiliki jiwa sosial yang tinggi. Ia diharapkan dapat membawa Kadipaten Mangkunegaran ke arah yang lebih baik.
Kontributor : Dinar Oktarini