SuaraSurakarta.id - Kota Solo atau Surakarta memiliki dua keraton yakni Keraton Kasunanan Surakarta dan Mangkunegaran.
Terdapat sejarah terkait terbentuknya dua keraton tersebut yang kiranya bisa menambah referensi Anda terkait sejarah Indonesia.
Adanya Keraton Kasunanan dan Mangkunegaran di Solo tidak bisa terlepas dari sejarah yang panjang.
Mengingat kehadiran keraton sudah ada sejak lama sebelum Indonesia merdeka dan bersatu seperti sekarang.
Baca Juga:FX Rudy Blak-blakan Tak Pecat Gibran Seperti PDIP Medan, Singgung Etika dan Orang Jawa
Meski demikian, masih banyak orang yang kurang paham mengenai sejarah serta perbedaan dari Keraton Kasunanan dan Mangkunegaran. Berikut ini ulasan singkatnya untuk Anda.
Sejarah Keraton Kasunanan dan Mangkunegaran
Keraton Kasunanan dan Mangkunegaran merupakan dua keraton yang terletak di Kota Solo, Jawa Tengah. Kedua keraton ini merupakan peninggalan dari Kerajaan Mataram Islam yang pernah berkuasa di Nusantara.
Keraton Kasunanan didirikan oleh Pakubuwono II pada tahun 1745 Masehi. Sebelumnya, pusat pemerintahan Kerajaan Mataram Islam berada di Kartasura. Namun, Kartasura dihancurkan oleh pasukan VOC pada tahun 1743 dalam peristiwa Geger Pecinan.
Pakubuwono II kemudian memindahkan pusat pemerintahan ke Desa Sala, yang kemudian berganti nama menjadi Surakarta. Keraton Kasunanan dibangun di Desa Sala tersebut.
Baca Juga:Bakal Pilih Cuti atau Mundur Selama Pilpres 2024, Gibran Buka Suara
Keraton Kasunanan merupakan pusat pemerintahan dan kebudayaan Kerajaan Mataram Islam. Keraton ini juga merupakan tempat tinggal para raja dan keluarganya.
Adapun Keraton Mangkunegaran didirikan oleh Raden Mas Said, yang kemudian bergelar Pangeran Mangkubumi, pada tahun 1757 Masehi. Pangeran Mangkubumi adalah putra dari Pakubuwono II yang menentang VOC.
Pangeran Mangkubumi berhasil mengalahkan VOC dalam Perang Diponegoro. Sebagai hadiah, Pangeran Mangkubumi dianugerahi wilayah Mangkunegaran oleh VOC.
Keraton Mangkunegaran merupakan kerajaan otonom yang berada di bawah kekuasaan Kerajaan Mataram Islam. Keraton ini juga merupakan pusat pemerintahan dan kebudayaan.
Selanjutnya pembentukan Keraton Kasunanan dan Mangkunegaran merupakan hasil dari Perjanjian Giyanti yang ditandatangani oleh Pakubuwono III dan Pangeran Mangkubumi pada tahun 1755.
Perjanjian Giyanti membagi Kerajaan Mataram Islam menjadi dua bagian, yaitu Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta. Keraton Kasunanan berada di bawah kekuasaan Pakubuwono III, sedangkan Keraton Mangkunegaran berada di bawah kekuasaan Pangeran Mangkubumi.
Keraton Kasunanan dan Mangkunegaran merupakan dua keraton penting dalam sejarah Indonesia. Kedua keraton ini merupakan peninggalan dari Kerajaan Mataram Islam yang pernah berkuasa di Nusantara.
Keraton Kasunanan dan Mangkunegaran hingga saat ini masih berdiri dan menjadi objek wisata yang populer di Kota Solo. Kedua keraton ini menyimpan berbagai peninggalan sejarah dan kebudayaan yang bernilai tinggi.
Kontributor : Dinar Oktarini