"Saya naik ke rumah korban itu dari pagar ke atap depan samping. Lalu naik ke belakang ada tandon terus masuk ke dalam," ungkap dia.
Setelah masuk ke dalam rumah melihat korban sedang tertidur di atas kasur di ruang tamu, kemudian menempelkan pisau yang dibawa ke leher korban biar diam dan tidak berteriak.
Namun korban malah kaget dan ingin berteriak, pelaku lalu menekan leher korban menggunakan jempol kurang lebih 5 menit sampai dengan korban merasa lemas.
"Korban pas tidur di ruang tengah," terangnya.
Baca Juga:6 Fakta di Balik Tewasnya Dosen UIN Solo: Mau Kuliah S3 di Inggris, Jadi Korban Pembunuhan?
Setelah korban lemas, lalu pelaku melepaskan jari jempol dan perlahan sambil berkata, "Kami pilih diam dan tak biarkan hidup, atau kamu berteriak dan tak habiskan sekarang," sambungnya.
Tapi korban berteriak minta tolong dan berusaha merebut pisau. Pelaku pun merasa emosi dan berhasil menguasai pisau kemudian menebaskan.
Saat beraksi pelaku memakai sarung tangan medis dan pakai buff buat menutupi wajahnya.
"Habisi dengan pisau yang dibawa dari rumah. Tusukannya satu kali di leher dan sabetannya tiga kali di pipi kanan," papar dia.
Usai menghabisi nyawa korban, lalu pelaku membersihkan darah korban
yang terkena pakaian dikamar mandi. Setelah itu kabur lewat pintu depan dengan cara melompat pagar.
Baca Juga:Kepolisian Jepang Tangkap Pelaku Pembunuhan Josi Putri Mahasiswi Indonesia di Gunma
Pelaku kemudian pulang ke rumah untuk mengganti pakaian dan meletakan ke dalam plastik. Lalu pelaku membakar pakaian yang dikenakan saat membunuh di persawahan tidak jauh dari rumahnya.