SuaraSurakarta.id - Satreskrim Polres Klaten berhasil mengungkap kasus pembunuhan disertai mutilasi di sebuah rumah di Dukuh Dumung RT 19 RW 08 Desa Nangsri, Kecamatan Manisrenggo, Klaten, Kamis (22/6/2023).
Pelaku adalah Turah alias Daud (40) yang dengan sadis membunuh wanita berinisial R (56).
Saat dihadirkan dalam jumpa pers di Polres Klaten, pelaku berjalan biasa dengan pengawalan petugas dan tangan diborgol.
Ketika berjalan Daud pun tampak tenang. Bahkan saat berjalan tidak tertunduk ke bawah tapi malah menatap ke depan.
Baca Juga:Rekontruksi Pembunuhan dengan Mutilasi di Sukoharjo, Tersangka Peragakan 113 Adegan
Turah mengaku tidak menyesal membunuh rekan kerjanya dengan cara dipotong lehernya.
"Saya merasa puas saja. (Menyesal nggak?) Nggak," ujar pelaku, Kamis (22/6/2023).
Turah, tega membunuh rekannya kerjanya dengan sadis karena dituduh mencuri uang.
"Karena saya dituduh mencuri uang. (Uang berapa?) Rp 20.000. Itu sekitar dua minggu lalu," ungkap dia.
Menurutnya pisau yang dipakai untuk memotong leher korban biasa buat membuka karung beras. Kalau golong buat rumput sebenarnya, tapi memang disimpan di gudang.
Baca Juga:Motif Pembunuhan Wanita dalam Mobil di Medan: Murni Perampokan
"Kenapa membunuh karena sakit hati. Saya merasa puas saja sih," katanya.
Turah mengaku tidak ada niatan untuk memotong leher korban hingga lepas. Karena niatnya itu hanya ingin membunuh saja.
"Kalau niat nggak, tidak ada rencana mutilasi. Tapi intinya saya puas," sambung dia.
Usai membunuh dan memotong leher korban, melepas baju dan mencuci tangan di tangan. Pelaku lalu sempat muter-muter di Yogyakarta dan Klaten.
"Lalu datang ke Polsek Klaten Kota untuk menyerahkan diri. Sebelumnya sempat muter dulu di Jogja dan juga Klaten," terang Kasatreskrim Polres Klaten, AKP Lanang Teguh Pambudi.
Menurutnya hubungan antara korban dan pelaku hanya rekan kerja tidak ada hubungan asmara. Berdua tinggal satu rumah dan bekerja di tempat yang sama.
"Tidak ada hubungan asmara. Tinggal satu rumah," ujarnya.
Saat ini pihaknya masih mendalami niatan awal pelaku tega menghabisi. Karena setelah pelaku sakit hati, niatan pelaku sudah muncul.
"Karena niatan sudah muncul, akhirnya pelaku mendapat kesempatan waktunya itu kamis dini hari. Kebetulan pada waktu itu di wilayah Manisrenggo ada pemadaman listrik, lalu mendatangi kamar pelaku kemudian melaksanakan aksinya," papar dia.
Teguh menambahkan saat dipotong leher, posisi korban masih sadar. Korban sempat melawan dan berteriak kemudian korban dibanting sempat dipukul lima kali lalu korban lemas tidak berdaya.
"Setelah itu pelaku mengambil alat untuk melakukan aksinya. Pisau sudah ada di ruang depan," pungkasnya.
Kontributor : Ari Welianto