Cerita Lengkap Warga Klaten Kabur Selama 25 Tahun Gara-gara Takut Disunat: Tiap Malam Sang Ibu Bangun dan Menangis

Agus, kabur dari rumah selama kurang lebih 25 tahun dan ditemukan di Pasar Kepek, Bantul, Yogyakarta.

Ronald Seger Prabowo
Kamis, 26 Januari 2023 | 16:34 WIB
Cerita Lengkap Warga Klaten Kabur Selama 25 Tahun Gara-gara Takut Disunat: Tiap Malam Sang Ibu Bangun dan Menangis
Agus Ahmadi (38) saat bersama ibunya, Amina (67) saat berada di rumahnya, Kamis (26/1/2023). [Suara.com/Ari Welianto]

SuaraSurakarta.id - Gara-gara takut disunat, Agus Ahmadi (38) warga RT 07 RW 03 Dukuh Kauman, Desa Sidowayah, Kabupaten Klaten kabur dari rumah dan tidak kembali sejak tahun 1998.

Agus, kabur dari rumah selama kurang lebih 25 tahun dan ditemukan di Pasar Kepek, Bantul, Yogyakarta.

Selama kurang lebih 25 tahun kabur dari rumah, Agus akhirnya kembali pulang ke kampung halaman RT 07 RW 03 Dukuh Kauman, Desa Sidowayah, Kabupaten Klaten, Rabu (25/1/2023).

Amini (67), orang tua Agus Ahmadi tampak bahagia dan tak kuasa menahan air matanya saat anaknya dicari bertahun-tahun akhirnya pulang.
 
Saat ditemui dikediamannya, Kamis (26/1/2023), Amini selalu menepuk-nepuk dan mengelus-elus kepala dan pundak anak bungsunya yang duduk disebelahnya.

Baca Juga:Kabur Gegara Takut Disunat, Pria Ini Baru Berani Pulang 25 Tahun Kemudian

Amini pun menceritakan kenapa anaknya sampai kabur dari rumah.

"Mau disunat. Tidak mau dan terus pergi. Itu waktu usia 12 tahun," ujar dia, Kamis (26/1/2023).

Menurutnya, Agus pergi bersama temannya dan tidak pulang. Kemudian tak cari kemana-mana tapi tidak ketemu sampai lama.

Carinya itu sampai ke Solo, Boyolali, Yogyakarta hingga wilayah di Klaten. 

"Bingung saat Agus pergi dan dicari tidak ketemu. Dikasih tahu Agus pergi itu, saya baru di sawah sedang menanam melon terus langsung pergi dan mencari," tuturnya.

Baca Juga:Kabur Karena Takut Disunat, Pria Asal Klaten Kembali ke Rumah 25 Tahun Kemudian

Tahu anaknya pergi dari rumah dan tidak pulang, Amina merasa sedih dan badan jadi kurus karena memikirkannya.

Setiap hari selalu mencari anak bungsunya itu. Bahkan anak keduanya Rina Widyaningsih harus berhenti sekolah dulu, karena uangnya dipakai untuk mencari Agus.

"Sedih banget, badan saya jadi kecil seperti orang bingung. Sampai anak saya yang kedua itu mau masuk SMA, tapi tidak mau sekolah dulu, uangnya buat cari Agus saja," ungkap dia.

Cukup lama sekali hingga bertahun-tahun mencari Agus. Mulai pasrah dan ikhlas itu setelah lima tahun kaburnya Agus, karena harus bekerja untuk kedua anaknya.

"Lama sekali saat harus benar-benar pasrah setelah mencari-cari tidak ketemu. Soalnya harus merawat dua anak yang masih kecil-kecil, setelah 5 tahun berhenti mencari untuk bekerja," imbuhnya.

Amini menceritakan, dulu carinya itu jalan kaki tanpa membawa foto sang anak. "Carinya sendiri, jalan kaki ke pasar atau kemana," ucap dia.

Dulu setiap malam itu bangun terus melamun dan menangis memikirkan Agus. "Kelingan anak terus, piye-piye anak lah. Tiap malam itu bangun dan menangis," terangnya.

Amini mengakui, sejak kecil Agus sering main sama teman-temannya tapi. Pernah pulang sore dan tengah malam, kadang pulang diantar orang.

Terus diminta untuk sunat tapi anaknya tidak mau. Terus pergi tapi satu hari pulang, lalu pergi malah bablas tidak pulang.

"Sering pergi-pergi memang tapi pulang. Terus mau disunat tapi bilang emoh, padahal kasih tahunya itu sudah jauh-jauh hari," jelas dia.

Ketemu dan pulang

Setelah kurang lebih 25 tahun pergi dari rumah, Agus akhirnya ditemukan dan pulang ke rumah.

Penemuannya itu saat anak yang pertama itu dengar-dengar ada yang tahu ciri-ciri Agus. Lalu diminta lihat dan difoto di kepalanya bekas luka, lalu kakinya juga luka tersandung tong.

Lalu ada orang yang menemukannya di pasar sedang menarik mobil-mobilan pakai tali rafia. 

"Saya tambah yakin kalau itu anak saya saat diperlihatkan ciri-cirinya. Ketemunya itu di Pasar Kepel Bantul," paparnya.

Setelah yakin jika itu anaknya, Amini bersama keluarga, pak lurah serta kepolisian mau menjemput di Bantul. Tapi diperbolehkan, karena dari sana mau mengantarkan ke sini biar tahu dan kalau kangen bisa ke sini.

"Di sana hidupnya itu di pasar dan dibantu para pedagang untuk makannya. Bujuknya kalau mau dibawa ke sini itu bilangnya mau diajak piknik, tiba di rumah itu pukul 15.30 WIB," beber dia.

"Jadi tahunya Agus itu rumahnya di Pasar Kepek saya, bukan sini," ucapnya 

Agus, sempat ditanya kenapa bisa sampai Pasar Kepek, tidak tahu secata detail menjawabnya.

"Jawabnya naik bus lalu diturunkan di Pasar Kepek," tandas dia.

Perasaan Amini, merasa senang setelah anaknya ketemu dan pulang setelah bertahun-tahun kabur.

"Senang setelah setelah kurang lebih 24 tahun tidak ketemu," pungkasnya.

Kontributor : Ari Welianto

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak