"Semua masih asli. Belum pernah ada pemugaran, paling hanya pengecatan ulang saja," sambung dia.
Sumantri menjelaskan, jika Klenteng Tien Kok Sie ini pastinya sudah melewati berbagai zaman dari awal berdiri hingga sekarang.
Dulu zaman Belanda relatif tidak ada permasalahan, terus pada masa kemerdekaan juga tidak ada masalah dan berjalan normal.
Pada masa pemerintahan Keraton Kasunanan Surakarta tidak ada masalah juga. Bahkan tanah yang dibangun klenteng ini dari keraton.
Baca Juga:Kumpulan Kata-Kata Kartu Ucapan Imlek 2023 dan Cara Membuatnya, Gratis!
"Klenteng ini barang tentu sudah melewati berbagai zaman," ucapnya.
Tenggelam Banjir 1966
Pada 15 Maret 1966 di Kota Solo terjadi banjir besar. Klenteng Tien Kok Sie ikut tenggelam.
Meski tenggelam, tapi Kimsin atau para suci yang diwujudkan (visualisasikan) tidak ada yang hanyut atau hilang. Hanya surat-surat yang semuanya hilang dan itu yang membuat sangat hilang.
"Kalau ada yang cerita klenteng tidak tenggelam saat banjir besar tahun 1966, itu tidak benar. Siapa yang bisa melawan alam tidak bisa, tugu jam depan Pasar Gede cuma menyisakan beberapa sentimeter saja. Kebetulan rumah saya tidak jauh dari klenteng," sambung dia.
Baca Juga:5 Kegiatan Seru untuk Rayakan Imlek 2023 Bersama Teman dan Keluarga
Masa Orde Baru (Orba)