SuaraSurakarta.id - Jalur Solo-Selo-Borobudur (SSB) di Kecamatan Cepogo dan Selo, Kabupaten Boyolali menjadi ruas utama dari Kota Solo menuju Magelang dan sebaliknya.
Selain memangkas jarak dan waktu dibandingkan melalui Bawen, Kabupaten Semarang maupun lewat Yogyakarta, jalur SSB juga menyuguhkan panorama yang eksotis.
Mengingat jalur SSB merupakan jalan diantara Gunung Merapi dan Merbabu yang membelah dari Boyolali hingga Kabupaten Magelang.
Meski menawarkan pemandangan alam, namun jalur SSB juga rawan bencan tanah longsor saat musim hujan.
Baca Juga:Wow! Kunjungan Wisatawan ke Jateng di 2022 Capai 291% dari Target
Untuk itu, BPBD Boyolali mengimbau masyarakat pengguna jalan yang melintas jalur SSB di Kecamatan Cepogo dan Selo Kabupaten Boyolali lebih waspada terhadap tanah longsor pada musim hujan saat ini.
"Pengendara di jalur SSB harus hati-hati pada saat turun hujan deras karena khususnya di sepanjang jalan itu, rawan bencana tanah longsor hingga menutup badan jalan," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Boyolali, Suherman dilansir dari ANTARA, Jumat (13/1/2023).
Menurut Suherman sejak awal Januari hingga kini sudah ada tiga kejadian bencana tanah longsor yang sempat menjadikan jalan tidak bisa dilewati sementara oleh kendaraan yakni di Desa Jrakah Selo dua kali dan di Genting satu kali.
Namun, dalam kejadian bencana tanah longsor di wilayah tersebut tidak sampai dilaporkan ada korban jiwa.
Suherman menyampaikan bahwa jalur SSB di Selo dan Cepogo Boyolali memang jalur Provinsi sehingga yang bertanggung jawab Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Provinsi. Jadi jalur provinsi petugas Dinas PUPR sudah menyiapkan alat beras di Desa Lencoh Selo.
Baca Juga:15 Titik di Jakarta Berpotensi Rawan Longsor, Heru Budi ke BPBD: Koordinasi dengan BMKG-BNPB
"Sehingga, jika sewaktu-waktu terjadi bencana tanah longsor di jalur SSB itu, langsung petugas siap menangani. Meskipun, masyarakat yang di lokasi bencana melaporkan kejadian ke BPBD Boyolali terlebih dahulu kemudian disampaikan ke petugas PUPR di Lencoh," paparnya.
BPBD jika ada kejadian tanah longsor di badan jalan jalur SSB, kata dia, biasanya memberikan bantuan tangki air untuk membersihkan jalan agar saat dilewati kendaraan tidak licin.
Dia mengatakan jalur SSB di wilayah Boyolali memang sudah dipetakan sebagai jalur rawan tanah longsor begitu juga di tingkat Provinsi. Untuk itu, masyarakat yang wilayah tebingnya curam atau lurus ketika turun hujan memang harus berhati-hati. Masyarakat ketika terjadi longsor segera mengamankan diri di tempat yang aman.
"Bencana longsor terjadi ketika air tanah sudah jenuh atau basah kemudian terkena hujan deras sehingga bisa tanah turun ke bawah," ujar dia.
Dia mengatakan daerah Selo dan Cepogo kebetulan desa tangguh bencana sudah berjalan dengan baik, sehingga masyarakat sebenarnya sudah siap jika terjadi bencana tanah longsor sewaktu-waktu. Desa tangguh bencana seperti Jrakah, Tlogolele, Lencoh, Samiran dan masyarakat sudah paham potensi bencana itu.
"Jika terjadi bencana, BPBD akan bergerak cepat untuk menyelesaikan. Puncak musim hujan diperkirakan pada Januari hingga Pebruari sehingga harus sap semua," tegasnya.