Cerita Djoko Wahyudi Teman SMA Presiden Jokowi, Ijazahnya Pernah Ditawar Rp10 Miliar

Djoko Wahyudi (61), merupakan salah satu teman satu kelas Presiden Joko Widodo (Jokowi) di SMPP alias SMAN 6 Solo

Budi Arista Romadhoni
Rabu, 19 Oktober 2022 | 11:41 WIB
Cerita Djoko Wahyudi Teman SMA Presiden Jokowi, Ijazahnya Pernah Ditawar Rp10 Miliar
Djoko Wahyudi teman satu kelas Presiden Jokowi. (Suara.com/Ari Welianto)

SuaraSurakarta.id - Djoko Wahyudi (61), merupakan salah satu teman satu kelas Presiden Joko Widodo (Jokowi) di SMPP alias SMAN 6 Solo.

Djoko Wahyudi satu kelas dengan Jokowi saat duduk di kelas II dan III jurusan IPA. 

Djoko menceritakan pada awal tahun 2022 lalu pernah mendapat tawaran dari seseorang yang ingin membeli ijazahnya seharga Rp 10 miliar.

Tawaran tersebut diterima Djoko Wahyudi lewat pesan SMS di HP lawasnya. Saat menerima pesan tersebut, ia belum tahu soal kasus dugaan ijazah palsu Jokowi.

Baca Juga:Terpopuler: Penggugat Ijazah Palsu Presiden Jokowi Jadi Tersangka, Detik-detik Longsor di SMAN 1 Sukajaya Bogor

"Saya pernah di SMS dari nomor yang tidak dikenal. Saya lupa isinya gimana, intinya ijazah nomor 008112 atas nama Djoko Wahyudi akan dibeli Rp 10 miliar," ujar Djoko Wahyudi saat ditemui dikediamannya di Karang Lor RT 4 RW 15 Desa Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo, Selasa (18/10/2022) malam. 

Ia pun kaget tahu namanya dan ingin membeli ijazah. Suatu saat cerita ke teman yang lain, salah satunya ke adik tingkat yang kebetulan satu kantor.

Mereka kompak mengatakan jika sekarang ini banyak penipuan seperti itu. Apalagi dengan harga mencapai Rp10 miliar, itu jelas ngawur dan tidak masuk akal.

"Saya sempat cerita ke teman-teman yang lain. Tapi lama-lama pesan itu saya hapus, heran ijazah SMA ditawar segitu," katanya.

Ia merasa khawatir kalau nantinya dipergunakan untuk hal-hal yang tidak diinginkan.

Baca Juga:Ditanya Apakah Bahas Rekomendasi TGIPF dengan Presiden FIFA, Jokowi: Ndak

Setelah itu hanya menerima pesan SMS satu kali saja. 

"Saya tidak beraksi, lama-sama saya hapus. Khawatir kalau ada sesuatu yang terjadi dan untuk perbuatan apa kita tidak tahu," ungkap dia.

Tak berselang lama keluar isu jika ijazah Presiden Jokowi itu palsu lewat video. Ia pun langsung mendapat itu dari Jakarta tapi lewat HP istri karena HP yang dipakai jadul. 

"Dikirimi dan lihat video itu saya hanya ketawa. Ngawur dan kasihan orangnya, sekarang orang sudah ditahan," terangnya.

Setelah itu tidak ada SMS lagi dari yang bersangkutan. Tapi tidak lama dua petugas reserse datang rumah setelah sebelumnya mencari alamat rumah di tempatnya bekerja.

Ia pun cerita pada petugas yang datang itu pernah dapat SMS dari orang tak dikenal yang menawarkan ijazah mau dibeli Rp 10 miliar.

"Saat datang saya tanya, anda siapa? karena saya pernah ada orang yang mau beli ijazah saya, kok anda mencari saya. Terus cerita kalau dari reserse, tak tanya kok tahu tempat sini terus katanya tanya di pabrik dan dikasih nomor saya. Ijazah saya juga di foto dan curiga pasti ada," papar dia.

Meski isu soal dugaan ijazah palsu Jokowi sudah lama, tapi ia baru menerima SMS mau beli ijazah baru awal tahun ini. Lalu petugas kepolisian datang ke rumah, dari Bareskrim juga datang ke rumah minggu kemarin.

"Baru tahun ini mengalami kejadian kayak gini. Dulu-dulu pas daftar wali kota atau gubernur tidak ada," sambungnya.

Ia pun diminta untuk bercerita seperti BAP mengenai sekolah. Tidak hanya dirinya tapi teman yang lain juga termasuk kepala SMAN 6 Solo.

"Saya di BAP paling terakhir waktu itu dan dua kali," imbuh dia. 

Ia pun bercerita sosok Jokowi yang pendiam tapi berprestasi. Jokowi itu kalau dicontek tidak boleh mesti ditutupi. 

Jika teman-teman pas istirahat keluar dan jajan, tapi Jokowi tidak. Beliau lebih pilih duduk di kelas, kadang menengok di pintu terus masuk lagi.

"Pendiam memang orangnya. Waktu itu, ia duduk di belakang sedangkan Jokowi duduk pas di depannya," kisahnya.

Saat lulus sama-sama kuliah di Yogyakarta, Jokowi di Universitas Gajah Mada (UGM), dirinya di YKPN.

Selama kuliah di Yogyakarta sering ketemu tapi ketemunya itu saat nongkrong atau di jalan.

Kontributor : Ari Welianto

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak