Inspiratif! Berawal dari Keprihatinan, Warga Sukoharjo Olah Sampah Plastik Jadi Minyak Tanah hingga Solar

Alat yang dipakai saat awal-awal menggunakan mesin manual dengan mengandalkan kayu bakar untuk pembakaran dan kapasitas masih kecil 2-3 kilo sampah.

Ronald Seger Prabowo
Rabu, 28 September 2022 | 16:00 WIB
Inspiratif! Berawal dari Keprihatinan, Warga Sukoharjo Olah Sampah Plastik Jadi Minyak Tanah hingga Solar
Berawal dari Keprihatinan, Warga Sukoharjo Olah Sampah Plastik Jadi Minyak Tanah hingga Solar. [Suara.com/Ari Welianto]

SuaraSurakarta.id - Banyak yang beranggapan jika sampah plastik tidak bermanfaat, sehingga banyak dibuang oleh warga.

Tapi bagi warga Dukuh Kebak RT 03 RW 13 Desa Wirun, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, Purwanto (40), sampah plastik sangat bermanfaat sekali.

Di tangan Purwanto ini, sampah plastik diolah menjadi bahan bakar alternatif, yakni minyak tanah, premium dan solar. Hasilnya dipakai para perajin genteng yang ada di desanya.

"Ini pengolahan sampah plastik menjadi bahan bakar alternatif. Ternyata sampah plastik itu bisa diolah," ujar dia saat ditemui, Rabu (28/9/2022).

Baca Juga:Sulitnya Nelayan di Lampung Timur Mendapatkan Solar karena Terbentur Birokrasi

Ia mengolah sampah plastik ini dilakukan sejak tahun 2018 lalu. Ide ini muncul karena, ia merasa prihatin banyak sampah plastik yang menumpuk dan berserakan di pinggir atau sungai.

Lalu muncul ide atau gagasan untuk mengolah sampah plastik, hanya saja belum tahu dibuat apa. Cari referensi lewat internet dan menemukan pengolahan sampah plastik yang bisa dibuat bahan bakar alternatif.

Awalnya mencoba dengan alat sederhana selalu gagal, tapi lama-lama berhasil.

"Ide ini muncul dari keprihatinan melihat sampah plastik yang menumpuk dan berserakan. Awalnya itu mencoba pakai alat yang bahannya plat besi, awal-awal itu belum berhasil, warnanya keruh dan hitam belum bisa memilah jadi satu," katanya.

Alat yang dipakai saat awal-awal menggunakan mesin manual dengan mengandalkan kayu bakar untuk pembakaran dan kapasitas masih kecil 2-3 kilogram sampah.

Baca Juga:Meski Bertaruh Nyawa, Ini Alasan Warga Solo dan Sukoharjo Rela Sebrangi Jembatan Sasak Bambu Sungai Bengawan Solo

Namun, mulai tahun 2019 memakai alat yang lebih modern bantuan dari Menteri Perindustrian.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini