Polri Sebut 26 Juta Dokumen yang Dibocorkan Peretas adalah Data Usang

Selain data usang, dokumen atau data tersebut juga bisa didapatkan dengan mudah di internet.

Siswanto
Jum'at, 23 September 2022 | 11:53 WIB
Polri Sebut 26 Juta Dokumen yang Dibocorkan Peretas adalah Data Usang
Kadiv Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo (tengah) memberikan keterangan pers terkait hasil sidang banding kode etik Polri terhadap mantan Kepala Divisi Propam Polri Ferdy Sambo di Gedung TNCC Polri, Jakarta Selatan, Senin (19/9/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]

SuaraSurakarta.id - Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Dedi Prasetyo menyebutkan 26 juta dokumen yang diduga dibocorkan oleh peretas adalah data usang berdasarkan hasil penelusuran Tim Siber Polri.

"Saya sudah tanyakan. Setelah didalami Tim Siber, itu hoaks. Data pada tahun 2016," kata Dedi kepada Antara, hari ini.

Selain data usang, dokumen atau data tersebut juga bisa didapatkan dengan mudah di internet.

Ia lantas mencontohkan tidak ada keterkaitan antara data yang satu dan yang lainnya, seperti data Polda Kalimantan Tengah tidak nyambung dengan data Polda Metro Jaya.

Baca Juga:Selidiki Hacker GTA 6, FBI Turun Tangan

"Data itu bisa didapat di internet. Datanya dari Polda Kalteng wis enggak nyambung dengan Polda Metro," kata Dedi dengan aksen Jawa nya.

Meskipun demikian, dugaan kebocoran data tersebut tetap bakal didalami. Pendalaman untuk melacak pelaku penyebarnya, kemudian memproses secara hukum.

"Ya, penyebarnya masih didalami lagi supaya Ditsiber Polda Metro Jaya saja nggak usah Mabes," kata Dedi.

Sebelumnya beredar berita 26 juta dokumen Polri bocor ke publik. Dokumen tersebut diunggah dalam situs gelap Brached Forum oleh pengguna menamai dirinya Meki. Dalam unggahannya, dia menuliskan "26M Database National Police Identity of Indonesia Republic".

Unggahan itu di-posting pada hari Rabu (21/9) dengan mengklaim punya semua data personel Polri.

Baca Juga:Saksi Kunci AKBP Arif Rahman Sakit Parah, Sidang Etik Brigjen Hendra KurniawanMasih Tertunda

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak