Jangan Kasih Tulang Ayam dan Ikan, Dokter Jelaskan Makanan yang Tidak Boleh Diberikan ke Kucing

Karakter anjing dan kucing biasanya terlihat lahap ketika diberi makan tulang ayam atau ikan, namun ternyata hal itu tak boleh dilakukan

Budi Arista Romadhoni
Sabtu, 27 Agustus 2022 | 11:41 WIB
Jangan Kasih Tulang Ayam dan Ikan, Dokter Jelaskan Makanan yang Tidak Boleh Diberikan ke Kucing
Ilustrasi kucing. Karakter anjing dan kucing biasanya terlihat lahap ketika diberi makan tulang ayam atau ikan, namun ternyata hal itu tak boleh dilakukan. (Unsplash.com/ Kari Shea)

SuaraSurakarta.id - Dalam penggambaran di film-film kartun, karakter anjing dan kucing biasanya terlihat lahap ketika diberi makan tulang ayam atau ikan. Padahal, tulang bukanlah makanan ideal untuk anabul alias anak bulu.

Ketahui apa saja makanan yang pantang diberikan kepada kucing dan anjing serta bahaya yang mengintai bila makanan tersebut tetap diberikan kepada hewan piaraan.

"Tulang ayam, khususnya untuk anjing, saat digigit hancur dan serpihannya tajam bisa merobek tenggorokan," kata Dokter hewan Novi Wulandari dikutip dari ANTARA Sabtu (27/8/2022).

Meski serpihan tulang bisa lewat dan masuk ke lambung, ada kemungkinan serpihan-serpihan tajam itu melukai lambung dan pada akhirnya menimbulkan luka atau radang. Sebagai gantinya, Anda bisa memberikan mainan khusus anjing atau kucing yang memang ditujukan untuk digigit dan digerogoti.

Baca Juga:Puluhan Warga Cianjur Digigit Anjing, Kucing hingga Monyet, Dinkes Belum Temukan Kasus Rabies

Makanan lainnya yang harus dihindari untuk kucing dan anjing adalah cokelat. Novi mengatakan, ada zat di dalam cokelat yang meninggalkan residu pada kucing atau anjing. Ketika zat tersebut perlahan menumpuk, efeknya berbahaya untuk si anak bulu, bisa membuat mereka jatuh sakit bahkan berujung kepada kematian.

Sama halnya dengan cokelat, bawang juga bukan makanan yang boleh disantap oleh anjing dan kucing, tomat hijau dan juga alkohol.

Berikan makanan yang memang cocok untuk anak bulu Anda dan sesuaikan porsinya dengan berat hewan piaraan yang panduannya ada di setiap kemasan makanan. Meski ada hewan yang tetap lahap diberikan makanan manusia seperti nasi, makanan tersebut bukan santapan ideal bagi anak bulu karena komponen nutrisi yang dibutuhkan manusia dan hewan berbeda.

Pada manusia, karbohidrat menjadi salah satu sumber energi utama, sementara kucing dan anjing butuh protein tinggi. Novi menyebutkan, bila manusia adalah omnivora dan kucing karnivora, maka anjing ada di tengah-tengah, yakni semi omnivora.

Tergantung dari aktivitasnya, anjing juga butuh asupan nutrisi yang komponennya bervariasi. Anjing yang dipekerjakan sebagai anjing gembala sampai anjing SAR punya kebutuhan berbeda. Anjing yang butuh energi besar karena pekerjaannya memakan waktu lama membutuhkan lemak yang tinggi, sementara anjing yang diperbantukan untuk bekerja dengan intensitas sedang butuh protein, karbohidrat dan lemak yang komposisinya lebih seimbang.

Baca Juga:Terpopuler Lifestyle: BCA Dipuji Gara-Gara Kucing Liar, Mantan Koki Istana Ungkap Kebiasaan Makan Ratu

Produsen makanan kucing dan anjing menyediakan berbagai jenis yang formulanya disesuaikan untuk ras anjing atau kucing tertentu. Anda bisa memilih makanan yang cocok sesuai dengan ras kucing atau anjing kesayangan. Ada juga banyak produsen yang menyediakan makanan yang formulanya cocok untuk berbagai jenis kucing atau anjing, tidak merujuk kepada spesifik ras tertentu.

Bagi pemilik anjing, Anda harus memberikan makanan secara rutin sesuai jadwal yang sudah ditentukan kepada hewan kesayangan. Pada anak anjing, umumnya makanan diberikan lebih banyak, yakni tiga kali sehari.

 Untuk anjing dewasa, makanan yang diberikan lebih sedikit ketimbang untuk anak anjing dan bisa dibagi menjadi dua porsi, diberikan dua kali sehari pada waktu yang sama setiap hari.

Sementara pada kucing, pemilik bisa memberikan makanan sedikit demi sedikit karena si anabul bisa makan dalam jumlah kecil, namun sering. Cara ini juga bisa dipraktikkan karena ada kucing-kucing pemilih yang ogah makan bila makanan kering yang disuguhkan sudah terlalu lama terkena udara luar atau tak lagi beraroma menyengat seperti baru dituang dari wadahnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak