Putus Rantai Generasi Sandwich, Milenial Harus Ajarkan Anak Menabung untuk Masa Tua

Generasi Sandwichadalah momok bagi generasi milenial yang kini mulai berkeluarga. Untuk mencegah siklus ini berulang kembali, penting bagi orang tua untuk memberikan edukasi

Budi Arista Romadhoni
Kamis, 25 Agustus 2022 | 11:55 WIB
Putus Rantai Generasi Sandwich, Milenial Harus Ajarkan Anak Menabung untuk Masa Tua
Ilustrasi ibu dan anak menabung. Generasi Sandwich adalah momok bagi generasi milenial yang kini mulai berkeluarga. Untuk mencegah siklus ini berulang kembali, penting bagi orang tua untuk memberikan edukasi. (Unsplash)

SuaraSurakarta.id - Generasi sandwich adalah momok bagi generasi milenial yang kini mulai berkeluarga. Untuk mencegah siklus ini berulang kembali, penting bagi orang tua untuk memberikan edukasi keuangan bagi anak sejak dini.

Sandwich generation adalah kondisi di mana seorang anak yang telah mulai berkeluarga namun harus tetap menanggung beban finansial kehidupan orang tuanya.

Data BPS menunjukkan selama lima tahun terakhir, rasio ketergantungan lansia terus meningkat. Saat ini saja, setiap 100 orang penduduk usia produktif harus menanggung 17 orang penduduk lansia.

Bila tren ini terus berjalan, beban generasi muda – baik milenial, Gen Z, maupun anak-anak mereka nantinya– akan makin berlipat ganda.

Baca Juga:Pameran Arsip Kepresidenan, Momen Bagi Milenial Kenali Sejarah Indonesia

Rantai ini hanya bisa diputuskan bila generasi muda mulai merencanakan hari tuanya dari jauh-jauh hari dan juga mendidik generasi penerus agar dapat lebih bijak dalam mengelola keuangan mereka, dengan cara edukasi dan membentuk kebiasaan keuangan yang baik sejak dini.

Ini merupakan PR besar bagi kita semua, mengingat tingkat literasi finansial orang dewasa di Indonesia hanya mencapai 38 persen dan remaja hanya 16 persen – jauh di bawah negara tetangga kita lainnya.

Banyak hal yang dapat dilakukan untuk mengajarkan tanggung jawab finansial sejak dini, salah satunya adalah dengan memberikan kebebasan terkontrol bagi anak untuk menggunakan dan merencanakan uang jajan mereka.

Selain itu, mengajarkan prioritas serta membiasakan menabung juga merupakan cara edukasi keuangan yang efektif bagi si kecil.

"Mengenalkan uang pada anak sejak dini artinya kita mengajak mereka menghargai uang sekaligus belajar berhitung. Saat menabung, anak mulai mengenal angka, belajar menahan diri, dan memahami mana yang jadi prioritas," ujar Ratih Ibrahim, M.M., Psikolog Klinis, CEO & Founder Personal Growth dikutip dari ANTARA pada Kamis (25/8/2022). 

Baca Juga:Mentan Ajak Makan Singkong, Ekonom Sumut Beri Pesan Begini ke Generasi Milenial

Kini edukasi keuangan dapat dilakukan dengan mudah dan praktis melalui aplikasi digital. Bila selama ini lembaga keuangan dan aplikasi teknologi finansial hanya menyasar orang dewasa, kini telah hadir aplikasi Whiz yang dapat digunakan oleh orang tua dan anak dari usia 8 tahun untuk mendapatkan ilmu literasi finansial melalui pengalaman yang diberikan secara nyata, praktis dan menyenangkan.

Aplikasi Whiz baru saja meluncurkan aplikasi keuangan bagi keluarga pertama di Indonesia di mana orang tua dapat mengatur, menjadwalkan pengiriman, dan memonitor uang saku anak melalui dompet digital yang bisa digunakan di semua merchant yang menerima pembayaran elektronik via QRIS.

Tak hanya itu, orang tua juga dapat mengajarkan anak berbagai konsep keuangan, menghargai nilai uang dari usahanya, mengelola uang secara mandiri mulai dari mendapatkan hingga menyimpannya.

Di sisi lain, anak dapat bertransaksi secara independen layaknya orang dewasa sekaligus belajar menabung dan mengelola keuangannya. Dan orang tua tidak perlu khawatir lagi karena sekarang orang tua dapat memantau semua aktivitas anak dalam genggaman, menentukan limit pengeluaran anak dan mendapatkan notifikasi transaksi secara langsung.

"Generasi milenial merupakan generasi pertama dalam sejarah yang belum pasti lebih makmur daripada generasi orang tua mereka, walaupun mereka adalah generasi yang diberkati oleh revolusi digital. Kami tidak ingin ini berlanjut ke generasi selanjutnya," kata Dominic Sumarli, Co-Founder dan CEO Whiz.

Dominic mengatakan bahwa selama ini fondasi inovasi di perusahaan jasa keuangan hanya fokus pada orang dewasa dan melewatkan segmen anak maupun remaja. Padahal, anak-anak adalah generasi penerus, dan jauh lebih mudah mendidik mereka, dibandingkan mengubah yang sudah tua, untuk membentuk kebiasaan uang yang baik sejak dini agar tumbuh menjadi dewasa yang bertanggung jawab dan mandiri secara finansial.

"Whiz hadir sebagai gabungan dari celengan, dompet digital, serta alat pencatatan keuangan untuk memudahkan edukasi keuangan melalui kegiatan sehari-hari," demikian Dominic Sumarli.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak