SuaraSurakarta.id - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat diproyeksikan melemah, dibayangi ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat (AS) dan China.
Rupiah sendiri pagi ini tampak menguat 31 poin atau 0,2 persen ke posisi Rp14.902 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.933 per dolar AS.
"Nilai tukar rupiah masih berpotensi melemah hari ini terhadap dolar AS dengan berlanjutnya ketegangan antara AS dan China," kata Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra dikutip dari ANTARA, Jumat (5/8/2022).
China memberikan respons keras terhadap kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan yang secara implisit mengakui Taiwan sebagai negara terpisah dari China.
Baca Juga:Meski Rupiah Masih Meriang, Sri Mulyani Tetap Tenang
Menurut Ariston, ketegangan yang berlanjut antara AS dan China bisa mengganggu perekonomian global dan bisa mendorong pelaku pasar berpikir dua kali untuk masuk ke aset berisiko.
Di sisi lain, lanjut Ariston, pelaku pasar juga memperhatikan isu resesi di AS yang bisa menahan bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed) untuk tidak agresif menaikkan suku bunga acuannya.
"Rilis data klaim tunjangan pengangguran mingguan AS semalam mengindikasikan pengangguran naik dan bisa mendukung ekspektasi resesi di AS. Ini bisa mendorong pelemahan dolar AS," ujar Ariston.
Ariston memprediksi hari ini rupiah berpotensi melemah ke kisaran Rp14.950 per dolar AS dengan potensi penguatan Rp14.900 per dolar AS.
Pada Kamis (4/8) lalu, rupiah ditutup melemah 21 poin atau 0,14 persen ke posisi Rp14.933 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.912 per dolar AS.
Baca Juga:Pengamat: Kebijakan Bank Sentral AS Berisiko Pada Kurs Rupiah dan Cadangan Devisa