SuaraSurakarta.id - Raja Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat Paku Buwono (PB) XIII Hangabehi berulang tahun ke-74 pada, Selasa (28/6/2022).
PB XIII pun menggelar peringatan ulang tahun di Kagungandalem Sasana Handrawina Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Selasa (28/6/2022) malam.
Hadir dalam perayaan tersebut permaisuri PB XIII, putra dalem, kerabat, sentono dalem hingga para abdi dalem. Hadir juga forkompinda Kota Solo dan tamu undangan lain.
Perayaan sendiri digelar secara khidmat. Iringan gending-gending jawa pun terdengar dalam perayaan tersebut.
Baca Juga:1.000 Abdi DalemKeraton Kasunanan Surakarta Terima THR dan Gaji ke-13
PB XIII tampak terharu dan sempat meneteskan air mata saat tiup lilin, pemotongan kue ulang tahun dan tumpeng.
Lagu selamat ulang tahun, tiup lilin, dan potong kue pun dinyanyikan para tamu undangan yang hadir di Sasana Handrawina.
"Iya, tadi Sinuhun terharu saat tiup lilin dan pemotongan kue," ujar adik PB XIII, KGPH Dipokusumo saat ditemui, Selasa (28/6/2022) malam.
Gusti Dipo mengatakan jika peringatan ulang tahun Sinuhun selalu dirayakan setiap tahun.
Namun saat pandemi Covid-19 digelar hanya satu keluarga di kediamannya Sasana Putra.
Baca Juga:Mengabdi Sejak 1995, Kisah Priyo Hastono Sumringah Terima Gaji dari Raja Keraton Solo
"Rutin digelar tiap tahun. Tapi dua tahun lalu pas pandemi dirayakan satu keluarga tapi di Sasana Putra," kata dia.
Gusti Dipo menjelaskan, jika Sinuhun mempunyai ulang tahun lima. Pertama, Tingalan Dalem Wiyosan Sepasaran tiap senin pahing.
Lalu Tingalan Dalem Tahun dalam kalender Jawa, Tingalan Dalem Jumenengan yang merupakan kenaikan takhta raja. Kemudian Tingalan Dalem Petangan Masehi yang digelar tiap 28 Juli.
"Jadi Sinuhun itu punya ulang tahun lima kali. Itu selalu diperingati," katanya.
Pada perayaan ulang tahun kali ini ada yang berbeda dan spesial, di mana dilakukan juga banyak kerjasama dengan Perguruan Tinggi (PT).
Makna dari kerjasama tersebut, maka harapannya Keraton akan lebih terbuka.
"Pesan khusus dari PB XIII ya membuat MOU (Memorandum Of Understanding) itu. Kita harus tanggap ing sasmito (tanggap pada tanda-tanda). Orang Jawa harus bisa melihat gelagat, ulat, polat," ungkap dia.
Menurutnya, penandatanganan kerja sama dengan ISI Surakarta itu dimaknai sebagai Keraton Kasunanan Surakarta bisa lebih terbuka dengan dunia luar. Khususnya dalam memajukan seni dan kebudayaan Jawa.
Penandatanganan MOU yang digelar bersamaan dengan peringatan ulang tahun PB XIII merupakan sebuah momentum.
"Itu namanya momentum, jadi memang budaya kita itu selalu berkaitan dengan momentum," jelasnya.
Kontributor : Ari Welianto