SuaraSurakarta.id - Tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU) Nadirsyah Hosen atau kerap disapa Gus Nadir turut angkat suara terkait peristiwa yang menimpa pendakwah ustaz Abdul Somad.
Seperti diketahui ustaz Abdul Somad dikabarkan dideportasi pihak imigran saat ia beserta keluarganya hendak mengunjungi sahabatnya di Singapura, pada Selasa (17/05/2022).
Alih-alih mengomentari permasalahan yang menimpa ustaz Abdul Somad. Gus Nadir justru menyoroti fenomena para politisi yang mendadak heboh di sosial media pasca mengetahui ustaz Abdul Somad dideportasi Singapura.
"Orang mau liburan ke luar negeri dengan keluarganya. Tidak mewakili pemerintah, tidak pula mewakili masyarakat dalam event tertentu, tidak pula diundang oleh warga setempat. Kalau ditolak masuk oleh otoritas negara tersebut, terus kenapa itu para politisi kita jadi heboh?," kata Gus Nadir melalui akun twitternya
Baca Juga:Duduk Perkara Ustaz Abdul Somad Ditolak Masuk Singapura, Dianggap Ekstremis Dan Pura-pura
"Nyari simpati?," sambung dosen hukum Monash University tersebut.
Cuitan Gus Nadir itu sontak saja langsung dibanjiri komentar warganet. Sebagian besar dari mereka juga sependapat dengan apa yang diutarakan pria 48 tahun tersebut.
"Karena beliau tokoh. Sama seperti njenengan mungkin, kalau mengalami hal sama, pasti akan ada yang bereaksi. Minimal orang-orang yang menghormati njenengan," ucap akun @petanijog**.
"Njih leres Gus, kenapa pula politisi salah satu partai di DPR malah meminta pemanggilan Dubesnya segala hadeuh," ungkap akun @DittoRadhi**.
"Penyakit menjelang 5 tahunan, mendadak religi, mendadak peduli rakyat," tutur akun @Ariefkasa**.
Baca Juga:Terungkap! Alasan Singapura Menolak UAS dan Rombongan: UAS Ajarkan Perpecahan
"Nyari simpati supaya pada tahun pemilu 2024 meningkat perolehannya atau syukur-syukur tetap," imbuh akun @Didiek0916**.
"Nyari tambahan suara 2024. Lumayan ada tambahan 7 kontainer," sahut akun @vernsupri**.
Sementara itu penjelasan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Singapura menegaskan bahwa Ustaz Abdul Somad (UAS) beserta rombongan keluarganya tidak dideportasi pihak imigrasi Singapura.
“Saya mau meluruskan, petugas imigrasi sudah menyatakan bahwa beliau tidak dideportasi, tetapi ditolak izin masuknya ke Singapura karena tidak memenuhi syarat kriteria warga asing untuk ke Singapura,” ujar Kepala Koordinator Fungsi Pensosbud KBRI Singapura, Ratna Lestari, Selasa (17/5/2022).
Menurut Ratna, peristiwa itu terjadi pada saat UAS sedang melakukan pengecekan paspor di pintu masuk imigrasi di Tanah Merah, Singapura.
Lebih lanjut, Ratna mengaku setelah mendengar kabar tersebut pihaknya langsung berkoordinasi dengan pihak imigrasi Singapura.
“Itu yang disampaikan oleh Imigrasi Singapura, karena kami sudah berkoordinasi dengan pihak imigrasi Singapura dan informasinya itu yang didapatkan dari pihak Singapura,” ucapnya.
Terkait alasannya, Ratna menyebutkan bahwa pihak imigrasi Singapura tidak menjelaskan terkait alasan kenapa UAS ditolak masuk ke Singapura.
“Karena izin masuknya orang asing ke suatu negara memang kedaulatan masing-masing negara. Kami paham soal itu, karena kami sering menolak warga negara asing masuk ke Indonesia dengan beberapa kriteria yang diterapkan oleh pemerintah Indonesia,"
"Jadi hal yang sama dilakukan oleh pihak imigrasi Singapura, bahwa jika tidak dianggap memenuhi kriteria masuk ke wilayah Singapura, maka yang bersangkutan ditolak untuk masuk,” tandas Ratna.
Kontributor : Fitroh Nurikhsan