SuaraSurakarta.id - Gusti Pangeran Haryo (GPH) Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo resmi dikukuhkan sebagai Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Mangkunegara X, Sabtu (12/3/2022).
Usai dikukuhkan oleh Prameswari Dalem Gusti Kanjeng Putri Mangkunegara IX, KGPAA Mangkunegara X membaca sabda dalem atau pidato pertama.
Ini sabda dalem atau pidato pertama KGPAA Mangkunegaran X:
"Pura Mangkunegaran telah melalui perjalanan sejarah yabg pasang surut. Dan dengan berpegang teguh pada prinsip sateguh sauyub, bersatu teguh dalam kebhinekaan. Bak serumpun tebu yang terikat, tetapi mampu bertahan hingga saat ini sebagai pusat kebudayaan, sastra, dan falsafah bangsa.
Baca Juga:Sah! GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo Dikukuhkan Jadi KGPAA Mangkunegara X
Pada satu hakekat, ikatan antara manusia dan kebudayaan merupakan salah satu hal yang tidak dapat dipisahkan. Kebudayaan yang terikat satu sama lain dari kegiatan sehari-hari, dari cara menjalankan hidup, dari cara makan, berpakaian, berbicara, berkesenian, juga apa yang kita hasilkan.
Kebudayaan adalah siapa kita. Harga diri kita dan identitas kita. Saya menyadari bahwa Pura Mangkunegaran memiliki warisan budaya luhur yang tidak serta merta, dapat diturunkan secara biologis. Namun, berusaha mlampahaken, sehingga dapat diwariskan pada generasi yang akan datang.
Sebagaimana prinsip tridharma yang kita anut, bersama-sama kita memegang teguh amanah untuk menggali, melestarikan dan mengembangkan warisan budaya tersebut, beserta nilai-nilainya. Tidak hanya bagi Pura Mangkunegaran tetapi juga masyarakat luas.
Amanah tersebut tentu tidak dapat dilaksanakan seorang diri, tetapi perlu melibatkan setiap elemen masyarakat.
Untuk itu, selain sebagai salah satu pusat lahir dan berkembangnya kebudayaan, Pura Mangkunegaran harus mampu menjadi satu wadah, jembatan, kolaborator dan teman diskusi bagi seluruh masyarakat. Baik budayawan, akademisi, pemerintah, maupun lembaga sosial budaya, pelestarian sejarah dan ekonomi.
Menghadapi era yang semakin dinamis dan penuh tantangan, Pura Mangkunegaran tidak boleh terlena dalam euforia kejayaan masa lalu.
- 1
- 2