Duh! Belum Bisa Diklola dengan Baik, Indonesia Hadapi 185 Ribu Ton Sampah Setiap Harinya

Indonesia menghadapi 185 ribu ton sampah setiap harinya, dan hanya sedikit yang dikelola dengan baik

Budi Arista Romadhoni
Minggu, 06 Maret 2022 | 13:40 WIB
Duh! Belum Bisa Diklola dengan Baik, Indonesia Hadapi 185 Ribu Ton Sampah Setiap Harinya
Ilustrasi Sapi dari kawasan Eks-Surakarta mencari makan di tumpukan sampah yang ada di TPA Putri Cempo, Mojosongo, Solo. Indonesia menghadapi 185 ribu ton sampah setiap harinya, dan hanya sedikit yang dikelola dengan baik. [Suara.com/Ari Purnomo]

SuaraSurakarta.id - Masalah sampah di Indonesia masih belum terpecahkan hingga sekarang. Padahal, setiap harinya sampah tanah air terus menumpuk dan belum bisa dimanfaatkan secara efektif. 

Campaign Manager of Waste4Change Saka Dwi Hanggara mengatakan bahwa Indonesia menghadapi 185 ribu ton sampah setiap harinya, dan hanya sedikit yang dikelola dengan baik.

"Kalau dianalogikan, 185 ribu ton sampah per hari sama seperti lima Candi Borobudur. Artinya kalau kita tidur, besok paginya kita harus siap menghadapi tumpukan sampah sebesar lima kali Candi Borobudur," ujar Saka dikutip dari ANTARA Minggu (6/3/2022).

Dari 185 ribu ton sampah tersebut sekitar 60 persen merupakan sampah organik, dan 14 persen merupakan sampah plastik.

Baca Juga:Pantai Palabuhanratu Sukabumi Dipenuhi Sampah, Ini Penyebabnya

Meskipun sebanyak 69 persen sampah berujung di tempat pembuangan akhir, Saka mengatakan hanya sedikit sampah yang dikelola dengan baik dan dapat didaur ulang.

Mengutip data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Saka mengatakan bahwa total sampah nasional pada 2021 mencapai 68,5 juta ton.

"Dari jumlah itu, sebanyak 17 persen, atau sekitar 11,6 juta ton, disumbang oleh sampah plastik termasuk di antaranya wadah kosmetik dan perawatan kulit, dan bubble wrap," jelas Saka.

Saka menambahkan bahwa Indonesia memiliki target dan cita-cita untuk bebas dari zonasi sampah di 2025.

"Artinya, 30 persen sampah bisa dikurangi dari sumbernya, dan 70 persen sampah yang dihasilkan bisa didaur ulang atau dikelola dengan baik, sehingga bebas dari zonasi sampah," jelas Saka. "Waste Down, Beauty Up"

Baca Juga:Persoalan Sampah di Pasar Rakyat Ngabang, Warga Diminta Tidak Meletakkan Sampah di Luar Kontainer

Terkait dengan pengurangan sampah dari sumbernya, beauty platform Sociolla berkolaborasi dengan brand skincare alami dari Australia, Sukin, meluncurkan inisiatif "Waste Down, Beauty Up" sebagai langkah awal dalam perjalanannya menuju industri kecantikan berkelanjutan.

Bersama dengan Waste4Change, inisiasi ini berupaya mengepul aneka kemasan bekas produk kecantikan dari segala brand, baik plastik maupun kaca, untuk kembali diolah menjadi barang yang lebih berguna, sehingga dapat mengurangi limbah kosmetik.

"Kami ingin mewujudkan bumi yang lebih indah melalui inisiatif Waste Down, Kindness Up dengan meluncurkan Sociolla X Sukin Recycle Station di 34 gerai offline Sociolla," ujar Co-Founder & CMO Social Bella Chrisanti Indriana.

Kedepannya, Recycle Station ini akan menjadi fitur wajib di setiap Sociolla Store baru.

Untuk berpartisipasi dalam inisiatif "Waste Down Kindness Up: Sukin X Sociolla Recycle Station", hal pertama yang harus Anda lakukan adalah dengan mengumpulkan kemasan produk kecantikan dari brand apa pun yang Anda miliki berdasarkan materinya, baik itu plastik, kaca dan lainnya dan mencopot label dari kemasan

Kemudian pastikan kemasan produk kecantikan yang akan dikumpulkan untuk daur ulang sudah dicuci terlebih dahulu agar dalam keadaan bersih, kemudian keringkan dengan seksama, dan pastikan tidak ada lagi sisa produk di kemasan

Setelah itu, datangi Sociolla Store terdekat untuk drop off kemasan kosong produk kecantikan yang nantinya akan dikelola oleh Waste4Change.

Setiap 1 kemasan dapat ditukarkan dengan 5 SOCO Points. Anda juga bisa menulis harapan untuk Bumi atau kesan dan pesan terhadap program ini melalui sticker yang telah tersedia untuk ditempelkan di Recycle Station yang tersedia.

"Kalau plastik biasanya didaur ulang untuk jadi gagang sapu, karena memang plastik yang didaur ulang akan mengalami downgrade," jelas Saka.

Sementara untuk sampah kemasan kaca bisa kembali menjadi botol dengan kualitas yang sama baiknya, sehingga secara ekonomi memiliki nilai yang lebih baik.

Yang terburuk adalah sampah residu seperti label kemasan yang sulit untuk didaur ulang. "Biasanya kami kumpulkan ke salah satu mitra kami yang akan dibakar secara benar dan baik, dan hasil bakarannya bisa menjadi bahan bakar untuk pabrik sehingga semua sampah itu diusahakan 100 persen terkelola dengan baik," jelas Saka.

Lebih lanjut Saka percaya bahwa peran aktif semua pihak diperlukan untuk menangani masalah sampah di Indonesia.

"Itulah mengapa Waste4Change berkomitmen untuk terus mendukung kolaborasi baik antar pemerintah, pelaku industri, konsumen, swasta dan masyarakat pada umumnya dalam mengurangi dan mendaur ulang produk kemasan bekas pakai."

Empat inisiatif

Gerakan Waste Down, Beauty Up mencakup empat inisiatif, yakni Look Up on Trusted Reviews, ajakan untuk membaca review dan rating dari produk tertentu sehingga pelanggan didorong untuk memilih secara bijak sebelum mengambil keputusan pembelian.

Lalu, Try tester in Sociolla stores before buying atau mencoba tester sebelum membeli. Dengan mencoba tester sebelum membeli produk, pelanggan dapat membuat keputusan lebih bijak berdasarkan bagaimana produk tersebut terlihat atau terasa di wajah/kulit mereka sendiri.

Buy Minis/small size Before Full Size atau beli versi mini/kecil sebelum ukuran penuh. Ini merupakan sebuah upaya mendorong beauty enthusiast untuk mencoba produk kecantikan berukuran kecil/mini untuk menguji kesesuaian produk dengan kulit terlebih dahulu sebelum membeli produk normal/berukuran penuh.

Terakhir, Gift With Less Waste. Sociolla kini menghadirkan pilihan hadiah elektronik (e-gift) untuk para beauty enthusiast yang mengajak mereka agar tidak memberikan barang-barang yang tidak mereka gunakan kepada orang yang mereka cintai.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak