SuaraSurakarta.id - Pawai ogoh-ogoh pada malam pengrupukan atau sehari sebelum Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1944 menjadi tradisi yang terus dijalankan.
Seperti diketahui, tersebut bertujuan agar bhuta kala atau roh jahat beserta segala unsur negatif lainnya musnah dan tidak mengganggu kehidupan umat manusia.
Lalu bagaimana jika pawai ogoh-ogoh berpapasan dengan rombongan pelayat yang sedang menggotong keranda jenazah menuju makam?
Kisah itu diunggah akun TikTok @jumpsuitba saat pawai ogoh-ogoh berpapasan dengan warga membawa keranda jenazah di Banyuwangi, Jawa Timur.
Baca Juga:Suasana Nyepi di Kampung Bali, Bekasi, Toleransi Antar Umat Begitu Terasa
Dalam video berdurasi 19 detik itu, pawai Ogoh-ogoh untuk menyambut Hari Raya Nyepi yang sedang diarak di tengah jalan raya berhenti.
Mereka memberikan jalan kepada pengantar jenazah yang berjalan membawa keranda untuk melintas terlebih dahulu. Tak hanya itu, tetabuhan yang biasanya dibunyikan pun juga ikut dihentikan.
Tak hanya itu, Ogoh-ogoh berwarna kuning juga tampak diturunkan dan diletakkan di aspal beberapa saat.
"Innalillahi wa innailaihi rojiun. Jadi dihentikan guys, saling menghormati," ucap narasi dalam video tersebut.
Warga yang mengikuti pawai Ogoh-ogoh pun berhenti dan membantu mengatur lalu lintas agar pengantar jenazah bisa lewat.
Baca Juga:Potret Perayaan Hari Raya Nyepi di Solo: Hadirkan Enam Pemuka Agama untuk Doa Bersama
"Inilah indonesia, berbagai ragam budaya kepercayaan, toleransi tetap erat," ujar akun TikTok mas***
"Banyuwangi keren. Menjunjung tinggi toleransi," ucap dyan***
Selama ini, Indonesia memang dikenal dengan sikap toleransi sesama warganya hingga mendunia.