SuaraSurakarta.id - Perselingkuhan akan menyebabkan masalah besar dalam rumah tangga dan keluarga. Trauma, dan gangguan mental bisa terjadi kepada korban.
Psikolog dari Universitas Indonesia A. Kasandra Putranto mengingatkan perselingkuhan dapat menyebabkan trauma bagi korban.
"Perselingkuhan dapat menyebabkan trauma. Mereka yang mengalami perselingkuhan ternyata memenuhi kriteria untuk gangguan stres pascatrauma (PTSD)," kata Kasandra dikutip dari ANTARA, Minggu (9/1/2022).
Dia melanjutkan, berbagai masalah juga akan muncul sebagai respon emosional akibat perselingkuhan, antara lain banyak pikiran, gangguan makan dan tidur, suasana hati yang tidak menentu, masalah kesehatan, hingga depresi.
Baca Juga:Orang yang Anggap Spirit Doll Teman dan Anak Disebut Gangguan Mental
Hal tersebut, kata Kasandra, menyebabkan beberapa terapis dan psikolog mulai menggunakan istilah Gangguan Stres Pasca Perselingkuhan untuk menggambarkan kondisi mental mereka.
"Dampak yang dirasakan (oleh korban perselingkuhan) juga di antaranya menyalahkan diri sendiri dan merasa jika harga dirinya rendah," imbuh dia.
Selain itu, Kasandra mengatakan perselingkuhan juga akan membawa dampak negatif terhadap anak. Menurutnya, anak yang orangtuanya selingkuh bisa sangat tertekan, stres, atau depresi.
"Perasan tertekan seperti ini bisa membuat si anak menjadi lebih pendiam, jarang bergaul, dan prestasi sekolahnya akan merosot," ujar Kasandra.
Sebaliknya, lanjut dia, anak juga bisa menjadi pemberontak. Jiwa labil seorang anak yang sedang depresi bisa menggiringnya ke dalam pergaulan yang salah dan membenci orang tua mereka.
Baca Juga:Layangan Putus: 7 Cara Kinan Bongkar Perselingkuhan Aris, Cerdik Banget!
Oleh karena itu, Kasandra juga mengingatkan pentingnya menjaga komitmen dalam hubungan agar tidak terjadi perselingkuhan.
- 1
- 2