Ricuh Usai Persis Solo Kalah dari PSIM Yogyakarta, Presiden Pasoepati: Itu Wajar!

Dalam laga itu, Persis Solo kalah 0-1 dari PSIM Yogyakarta.

Ronald Seger Prabowo
Selasa, 16 November 2021 | 19:54 WIB
Ricuh Usai Persis Solo Kalah dari PSIM Yogyakarta, Presiden Pasoepati: Itu Wajar!
Presiden Pasoepati Maryadi Gondrong diapit Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep saat bertemu di Balai Kota Surakarta, Selasa (9/3/2021). [Ayosemarang/Istimewa]

SuaraSurakarta.id - Presiden Pasoepati, Maryadi Gondrong angkat bicara mengenai kericuhan suporter yang terjadi usai laga Persis Solo melawan PSIM Yogyakarta, Senin (15/11/2021) malam.

Maryadi menyebut jika aksi merupakan hal yang normal dalam sebuah pertandingan sepak bola. Itu adalah kekecewaan para suporter dengan tim asuhan pelatih Eko Purjianto.

Apalagi pertandingan tersebut bertajuk Derby Mataram, dan tim Laskar Sambernyawa pun kalah.

"Itu hal yang wajar lah suporter kecewa," ujar Maryadi saat dihubungi, Selasa (16/11/2021).

Baca Juga:Kalah di Laga Derbi Mataram, Pemain Persis Solo: Kritik Kami dengan Cara yang Baik!

Maryadi mengatakan, dari awal itu teman-teman suporter sudah menginginkan agat pelatih untuk diganti. Dari setiap pertandingan tidak ada perbaikan dan permainannya pun tidak begitu bagus. 

Apalagi pertandingan kemarin itu bertemu dengan musuhnya tim bebuyutan PSIM Yogyakarta. Persis pun kalah dengan skor 1-0.

"Kalau bagi suporter itu hal yang wajar dan kecewa. Karena yang mengalahkan itu PSIM yang merupakan musuh bebuyutan," ungkap dia. 

Diakuinya, dalam aksi suporter kemarin tidak berada di Solo, tapi nonton bareng (nobar) dengan korwil Boyolali yang dihadiri hampir 600 suporter Pasoepati. Jadi pada saat terjadinya kerusuhan tersebut, tidak tahu menahu.

"Karena saya berada di Boyolali, saya kan harus mencegah mereka yang mau ikut ke Solo. Setelah pertandingan selesai, para suporter sudah emosi semua," kata dia. 

Baca Juga:Soal Gerakan #EkoOut Usai Persis Solo Kalah, Gibran: Kalah Enggak Perlu Marah-marah!

Saat ada kerusuhan, ia langsung secepatnya pulang ke Solo untuk mencari tahu permasalahan. Ia pun datang di sebelah utara Stadion Manahan yang berkumpul suporter Pasoepati, disana mendengar cerita dari teman-teman kalau ada kerusuhan di depan stadion. 

"Saat saya di utara stadion, datang Tim Sparta untuk ketemu saya. Kita pun bersama-sama membubarkan, setelah itu saya mendengar ada teman-teman yang tertangkap," sambungnya. 

Ia tidak tahu yang tertangkap itu, apakah membuat kerusuhan atau tidak. Mereka yang tertangkap pun dibawa ke Polresta Solo, itu ada sekitar enam suporter. 

"Saya langsung ke Polresta Solo untuk menindaklanjuti laporan tersebut. Mereka yang tertangkap itu berasal dari luar Solo semua, seperti Sukoharjo dan Klaten yang nobar di Kota Solo," papar dia. 

Maryadi menambahkan, permainan Persis melawan PSIM kemarin itu pada babak pertama lumayan bagus. Berharap pada babak kedua ada pembenahan, tapi malah bermain buruk dan kalah. 

"Harapan kita (suporter-red) ke depan itu pelatih Eko Purjianto out. Berharap dari manajemen bisa mendengar suara dari suporter," tandasnya.

Koordinator dengan suporter diberbagai korwil akan dilakukan terus. Langkah suporter kedepan tetap minta pelatih Eko out dan nanti akan disampaikan ke pihak manajemen. 

"Nanti juga akan ada gerakan-gerakan biar bagaimana manajemen menyikapi. Sebetulnya gampang untuk meredam gejolak saat ini, secepatnya Pelatih Eko diganti, sudah selesai," pungkas dia.  

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini