SuaraSurakarta.id - Memperbanyak penyelenggaraan turnamen besar bisa mendorong minat atlet e-sport perempuan.
"E-sport profesional player perempuan berkembang, tapi masih ada gap. Pemain profesional pria jauh lebih pro, lebih tinggi stamina, untuk hadiah (turnamen) juga lebih tinggi," kata ketua umum Asosiasi Lisensi Indonesia (ASENSI) Susanty Widjaya dalam konferensi pers daring, Jumat (8/10/2021).
Melihat potensi pemain perempuan di dunia e-sport yang kualitasnya bisa terus ditingkatkan, Susanty mengatakan hal itu mendorong terciptanya turnamen Wonderful Indonesia Srikandi Championship 2021: Mobile Legends Series 2021, kejuaraan nasional Mobile Legends untuk pemain perempuan. Turnamen ini diselenggarakan ASENSI bersama Dyandra Promosindo.
Susanty mengatakan, ini merupakan komitmen terhadap di industri esports Indonesia melalui turnamen-turnamen esports yang diadakan khusus untuk perempuan.
Baca Juga:Turnamen Esports Superchallenge Pertandingkan PES dan PUBG Mobile
Menurut dia, butuh lebih banyak turnamen e-sport yang berkualitas dan bergengsi untuk kaum Hawa yang bergelut di dunia e-sport.
Biasanya, turnamen e-sport yang diikuti perempuan tidak semegah turnamen untuk laki-laki. Melalui acara ini, Susanty ingin memberikan turnamen yang sama megah dan bergengsi untuk pemain perempuan.
"Harapannya turnamen Wonderful Indonesia Srikandi Championship 2021: Mobile Legends Series 2021 bisa angkat derajat perempuan sehingga ada kesetaraan gender di e-sport," kata Susanty.
Babak kualifikasi WISC telah dimulai pada 27 – 30 September 2021 di mana babak semi final dan final akan berlangsung pada 31 Oktober 2021. Para pemain memperebutkan total hadiah Rp120 juta dan piala yang bentuknya terinspirasi dari panah dan busur Srikandi.
Poject Manager ASENSI, Aloysius Adrian, menyatakan khusus untuk turnamen Mobile Legends, sudah banyak atlet perempuan yang terlibat dalam setahun belakangan.
Baca Juga:Gelar King of School, RRQ Beri Kesempatan Pelajar Tanah Air Ikut Turnamen Mobile Legends
Sebagian pemain perempuan di e-sport masih membentuk tim sendiri tanpa diwadahi oleh organisasi. Mereka membentuk tim sendiri-sendiri untuk mengikuti turnamen.
Tetapi, tahun ini semakin banyak organisasi e-sport dari kalangan amatir hingga profesional di Tanah Air juga aktif membentuk tim berisi pemain perempuan karena turnamen-turnamen untuk kaum Hawa sudah banyak bermunculan.
"Tetapi regenerasi pemain masih kurang karena booming baru 1-2 tahun belakangan, berbeda dengan turnamen untuk pemain laki-laki yang jauh lebih sering," papar Aloysius. (ANTARA)