SuaraSurakarta.id - Warga RT 05 RW 08 Kelurahan Sudiroprajan, Kecamatan Jebres, Ketut Agung Budiyanto (50) ini memiliki cara unik untuk membantu atau berbagi dengan sesama.
Pria yang bekerja di sebuah bengkel di Daerah Mangkunegaran ini mencantelkan (digantung) nasi bungkus di papan gantung yang ada di Jalan Juanda, Solo.
Ia pun menceritakan awal mulanya membantu warga yang membutuhkan dengan sebungkus nasi yang dicantolkan di pinggir jalan.
"Awalnya itu kecil-kecilnya hanya membantu tetangga satu hingga dua bungkus nasi," ujar Budiyanto sapaan akrabnya, Sabtu (4/9/2021).
Baca Juga:Mantab Lur! Rutan Kelas I Surakarta Diusulkan Terima WBK, Ini Pertimbangannya
Istrinya membuka usaha catering, dan saat memasak selalu melebigkan jumlahnya. Jadi pesanan 20 bungkus, buatnya itu tidak pas 20 bungkus tapi lebih.
"Kelebihannya itu di makan sendiri tidak habis, akhirnya dibagikan sama tetangga sebungkus hingga dua bungkus. Warga sangat senang," kata bapak satu anak ini.
Ada rezeki, lama-lama ditambahi menjadi lima atau lebih nasi bungkus. Iseng-iseng saat berangkat kerja, kalau menemukan orang tidak mampu dikasihkan.
"Pas ada rezeki saya tambahi jadi lima bungkus. Baginya pas berangkat kerja, kalau di jalan nemu orang yang membutuhkan langsung diberi," ungkap suami dari Titiani ini.
Aksi yang dilakukan ini diceritakan ke teman-teman sekolah dulu dan kerja. Ternyata teman-temannya mengapresiasi dan ada mengusulkan pas hari Jumat atau istilahnya Jumat berkah.
Baca Juga:Kaesang Pangarep Buka Lowongan Sopir Bus Persis Solo, Syaratnya Bisa Bermain Free Fire
"Kalau pas jumat berkah itu tidak bisa menjanjikan setiap jumat itu ada rezeki. Saya bilang ke teman-teman seperti," sambung dia.
Akhirnya ia pun punya cara membuat papan dan dipasang di pinggir jalan dekat rumah. Ternyata saat dicantolkan itu ada yang mengambil.
Papan buat mencantelkan makanan diberi tulisan, "Mari Berbagi, yang butuh, yang mampu. Bisa ambil seperlunya, bebas sebanyaknya".
"Nanti kalau saya punya rezeki, istri tak suruh masak dan dicantolkan. Kalau tidak punya rezeki tidak diisi, jadi tidak terkait harus mengisi," imbuhnya.
Ia pun kemudian memotret nasi bungkus yang dicantolkan ke teman-teman dekat. Ternyata ada teman yang tertarik dan minat membantu aksi sosial ini.
Mereka dengan sukarela membantu dan jumlahnya sesuai kemampuan. Ada yang ngasih uang Rp 100.000, ada juga yang ngasih beras.
"Lama-lama ini berkembang dikit-dikit. Dulu yang awal lima bungkus, lalu 10-15 bungkus, sekarang bisa sampai 20-25 bungkus. Pernah juga kembali 10 bungkus," ungkap dia.
Adanya bantuan dari teman-teman ini, kadang satu minggu bisa sampai tiga kali.
"Harinya itu tidak mesti, kalau jumat diusahakan ada. Kadang Senin atau Selasa, pernahnya juga Minggu jadi tergantung ada rezeki," ucapnya.
Aksi yang dilakukan Ketut Agung Budiyanto ini sudah dilakukan sekitar dua bulan lalu.
Ikut Berbagi
Awalnya sendiri, tapi lama-lama dibantu sama teman-teman dekatnya yang ingin ikut berbagi dengan membantu warga yang membutuhkan.
"Kalau yang lain ada yang mau membantu dipersilahkan saja. Karena ini untuk meringankan beban warga yang membutuhkan," tutur dia.
Ia sempat menyaksikan ternyata makanan yang dicantolkan cepat habis. Kurang terus, ia pun merasa tidak enak dan sedih karena banyak yang tidak dapat saat datang.
Ia berharap siapapun bisa ikut mencantolkan makanan disitu. Tidak harus dalam bentuk materi tapi bisa juga dalam bentuk makanan jadi.
Untuk jumlahnya semampunya tidak usah dipaksakan. Pernah ada yang mencantolkan tiga bungkus nasi dan itu sangat berharga sekali untuk warga yang membutuhkan.
"Tidak usah lewat saya bantu beras atau yang lain. Langsung dicantolkan saja, saya lebih senang seperti itu. Ada yang mencantolkan tiga bungkus, saya sangat berterima kasih sekali," tandasnya.
Kontributor : Ari Welianto