Jangan Panik! Gempa dan Tsunami di Wonogiri Bukan Prediksi, Ini Penjelasan BMKG

Gempa dan Tsunami bukanlah prediksi bencana alam yang akan terjadi

Budi Arista Romadhoni
Senin, 07 Juni 2021 | 20:00 WIB
Jangan Panik! Gempa dan Tsunami di Wonogiri Bukan Prediksi, Ini Penjelasan BMKG
Ilustrasi potensi gempa dan tsunami di Kabupaten Wonogiri. [Suara.com/Aldie Syaf Bhuana]

SuaraSurakarta.id - Kabar Kabupaten Wonogiri berpotensi terjadi bencana alam Gempad dan Tsunami menjadi perbincangan publik. Sebab, Tsunami di Wonogiri diprediksi dengan ketinggian mencapai 29 meter.

Dilansir dari Solopos.com, kabar ancaman bencana di Wonogiri pun belakangan menyedot perhatian masyarakat. Namun harus diketahui, informasi tersebut hanya sebatas potensi, bukan prediksi atau perkiraan terjadinya suatu bencana alam.

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, menegaskan pihaknya sudah memperingatkan masyarakat tentang potensi bencana tersebut sejak akhir 2020.

“Kami sudah memperingatkan sejak akhir tahun lalu, kami datang langsung ke masyarakat di lokasi. Bahwa apa yang kami sampaikan ini potensi bukan prediksi. Artinya belum ada kepastian. Karena ilmunya belum sampai ke kepastian,” jelasnya pada wawancara dengan stasiun televisi, Minggu (6/6/2021)

Baca Juga:BMKG Ungkap Potensi Gempa M8,7 dan Tsunami 29 Meter di Pesisir Selatan Jawa

Dwikorita menjelaskan berdasarkan hasil kajian para pakar gempa bumi yang tergabung dalam Pusat Studi Gempa Nasional 2017, dan diperdalam oleh tim dari ITB dan BMKG pada 2020 serta sudah dipublikasi dalam jurnal internasional, kajian terkait potensi bencana sudah terstandar.

“Kami BMKG sebagai lembaga operasional yang punya tanggung jawab melindungi masyarakat dari bahaya gempa dan tsunami. Kami gunakan hasil kajian untuk mitigasi bukan memastikan akan terjadi, untuk berjaga-jaga dari skenario terburuk gampa 8,7 magnitudo dan kami modelkan, hitung secara matematis, gempa sebesar itu membangkitkan tsunami sebesar apa dan seberapa cepat datangnya,” jelasnya.

Mitigasi

Hasil pemodelan ini kemudian disosialisasikan kepada masyarakat untuk berjaga-jaga, memitigasi kemungkinan bencana.

“Jadi belum tentu besok terjadi, tidak ada yang tahu kapan terjadi,” imbuhnya.

Baca Juga:BMKG: Desa Tambakrejo Kabupaten Malang Zona Rawan Tsunami

Diberitakan sebelumnya BMKG mengumumkan adanya potensi tsunami hingga 29 meter di pesisir selatan Jawa Timur dan meminta masyarakat, termasuk di Wonogiri waspada. Berdasarkan analisis dari potensi gempa M 8,7, seluruh pesisir Jatim berpotensi disapu tsunami dengan ketinggian mencapai 26-29 meter, atau seperti terjadi di Aceh pada 26 Desember 2004 silam.

Berdasarkan analisis BMKG, Kabupaten Trenggalek menjadi wilayah yang paling cepat disapu tsunami disusul Kabupaten Blitar. Tsunami juga akan mencapai wilayah Pacitan dengan ketinggian sekitar 25-28 meter dan waktu datangnya 26-29 menit.

Bukan Prediksi

Mengingat pemberitahuan tersebut bukanlah prediksi pasti bencana alam, masyarakat diimbau tidak panik berlebihan.

"Gaduh tsunami Jatim, sebenarnya masyarakat tidak perlu panik karena model skenario terburuk itu dibuat untuk merancang mitigasi. Kapan terjadinya juga tidak ada yang tahu. Jadi respons mitigasi yang dinanti bukan kepanikan, potensi itu sama untuk semua wilayah Sumatera, Jawa, Bali, Lombok hingga Sumba, bukan Jatim saja," tulis Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono melalui akun Twitternya, @DaryonoBMKG, Jumat (4/6/2021). 

BMKG membuat peta model potensi tsunami sebagai respons terhadap pertanyaan masyarakat. Peta tersebut dibuat sekaligus memuat skenario terburuk sebagai upaya mitigasi bencana.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak