SuaraSurakarta.id - Kota Solo dikenal dengan surganya wisata kuliner. Berbagai macam kuliner untuk berbuka puasa dari makanan ringan hingga menu legendaris pun menjadi favorit.
Di Pasar Gede Kota Solo terdapat menu buka yang hingga kini masih melegenda yaitu Dawet Telasih Yu Dermi. Dawet ini menjadi makanan legendaris dan cukup dikenal oleh banyak kalangan.
"Dawet telasih kita sudah lama sekali mas, sejak Pasar Gedhe ini berdiri. Nenek saya sudah berjualan," kata Rut Tulus Subekti, salah satu generasi ketiga yang meneruskan jualan dawet telasih sejak tahun 1930 an, Rabu (14/4/2021).
Baca Juga:Waktu Buka Puasa Makassar Kamis 15 April 2021 dan Masjid Tempat Ngabuburit
Wanita yang kerap disapa Bu Utit mengungkapkan, awal jualan dawet telasih adalah nenek buyutnya yaitu Mbah Hardjo untuk kemudian diteruskan neneknya Yu Dermi dan sekarang dirinya.
Utit juga menjelaskan bahwa dirinya jualan dawet sudah 15 tahun. Presiden Joko Widodo pun pernah meminum dawet di Yu Dermi ini.
"Pak Jokowi juga pernah kesini. Namun sebelum beliaunya menjadi kepala negara," ungkap Utit.
Apalagi setiap Bulan Ramadhan ini. Dawet telasih buatannya selalu menjadi menu favorit sebagai pembuka saat buka puasa tiba.
"Bulan Ramadhan selalu banyak masyarakat yang membungkus mas. Biasanya mereka pagi atau siang gitu mereka pesan," ucapnya.
Baca Juga:Viral Kisah Cinta Kandas Gegara Meme Bulan Ramadhan Ini
Dawet Telasih buatan Utit yang berkomposisi, cendol, ketan manis, sunsum gurih, santan, serta telasih tersebut cocok untuk di cuaca panas maupun dingin dengan harga yang ekonomis yaitu Rp10 ribu per porsi.
Utit membeberkan alasan mengapa masyarakat terus mencari dawet buatannya. Ia menyebut dawet telasih yang dibuatnya bisa menurunkan suhu badan saat panas.
Melanie, salah satu pembeli Dawet Telasih Yu Dermi ini mengaku sudah menjadi langganan Dawet Telasih Yu Dermi. Dirinya dan keluarga merasa cocok minum dawet ini, sekaligus sebagai penyegar disaat suhu badan panas.
"Apalagi saat puasa yang seharian bekerja dilapangan, pastinya sangat pas sebagai menu pembuka. Biar adem badannya," ungkap Melanie.
Kontributor: Budi Kusumo