"Karena kalau belajar di rumah jika tidak paham sulit mau tanya, kalau di sekolah kan enak," ungkapnya.
Saat menjemput di sekolah, ia membuat tulisan nama anaknya berukuran besar di selembar kertas. "Tulisan ini buat sendiri, dari sekolah menganjurkan buat tulisan untuk memudahkan saat menjemput," tutur dia.
Lastri menambahkan, jika yang menjemput adalah orang tua langsung tidak boleh diwakilkan. Kalau mau di jemput saudara harus memberitahu dulu ke sekolah lewat grub yang sudah dibuat.
"Harus orang tua memang yang antar atau jemput tidak boleh orang lain. Setelah sampai di rumah, langsung laporan ke pihak sekolah jadi memang protokol kesehatannya ketat," ucapnya.
Baca Juga:71 Sekolah di Kota Bekasi Ajukan Pembelajaran Tatap Muka
Sementara itu Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengatakan jika selama PTM anak-anak harus di antar jemput langsung oleh orang tuanya.
"Orang tua harus antar jemput anaknya ke sekolah. Jadi anak-anak langsung pulang ke rumah tidak main," papar dia.
Gibran menegaskan tidak ada paksaan untuk orang tua apakah anaknya mau ikut PTM atau tidak. Anak-anak tetap bisa belajar dari rumah atau daring seperti biasanya.
"Kalau orang tua keberatan dan tidak setuju, kita tidak akan memaksa. Bisa tetap belajar dari rumah, tidak masalah," tandasnya.
Kontributor : Ari Welianto
Baca Juga:PTM Dimulai Juli, Gibran Ingin Percepat Vaksinasi Covid-19 Terhadap Guru